Sukses

Keindahan Candi Sukuh dan Air Terjun Jumok

Beragam relief di Candi Sukuh yang menyimbolkan berbagai macam hidup manusia, di antaranya relief kepala (kala) yang menyimbolkan karma manusia. Di air terjun Jumok, Anda bisa memohon sesuatu dan diyakini terkabul.

Liputan6.com, Karanganyar: Kawasan Sukung Brejo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, menyimpan keindahan alam yang tak kalah untuk dinikmati. Daerah yang berada 100 meter dari permukaan laut itu berembus udara dingin yang menyegarkan suasana pagi. Belum lagi iringan nyanyian burung-burung, menambah geregetnya kawasan Sukung Brejo yang dinginnya mencapai 12 derajat Celsius ini.

Di Kabupaten Karanganyar, terdapat sekitar 70 objek wisata, di antaranya wisata alam, wisata sejarah, sampai agrowisata (wisata perkebunan). Salah satunya adalah Candi Sukuh di kaki Gunung Lawu, Kecamatan Ngargoyoso. Sepanjang jalan menuju Candi Sukuh, banyak terdapat homestay atau penginapan rumah warga dengan harga sewa yang bervariasi. Selain homestay, di sana juga ada sejumlah cottage dan vila. Perjalanan menuju Candi Sukuh menempuh jalan yang menanjak.

Untuk masuk ke kawasan Candi Sukuh, pengunjung harus membayar tiket masuk Rp 2.500. Candi Sukuh sendiri didirikan pada pertengahan abad 15, tepatnya 1437 Masehi atau 1359 Saka. Penetapan itu bisa diketahui melalui relief sebelah kiri yang dinamakan gapuro (9), buto (5), makan atau aban (3), orang atau wong (1). Bila dibaca dengan cara dibalik, barulah jelas tertera penanggalan Jawa 1359 Saka. Dasar inilah yang dipakai untuk menentukan berdirinya Candi Sukuh, setelah menyesuaikan dengan tahun Masehi yang berselisih 78 tahun dengan tahun Jawa.

Ada beberapa tradisi yang masih berlangsung di Candi Sukuh, di antaranya adalah ruwatan. Tradisi ini mengacu pada relief seorang bayi yang direbutkan dua orang anak. Gambar itu menggambarkan bahwa dalam hidup, manusia direbutkan oleh dua kekuatan, yakni baik dan buruk. Agar bisa kembali ke asal, manusia harus suci. Agar bisa suci, maka harus diruwat atau dibersihkan.

Selain relief tadi, di sana terdapat pula relief kepala (kala) yang menyimbolkan karma manusia. Selain itu, ada relief Bima yang menyimbolkan manusia, Dewa dan Tuhan. Tak kalah menarik di sana juga mengalir air Tirta Marta (air kehidupan) yang diyakini dapat hidup kekal bila meminumnya.

Di kawasan Sukung Brejo, Anda juga jangan lupa mampir di Greenhouse untuk memetik bunga Krisan. Bunga yang memiliki sekitar 200 varian ini sering dipakai oleh semua perangkai buket di seluruh dunia. Satu ikat, yang berisi sepuluh tangkai, dijual dengan harga Rp 10 ribu. Dan, bunga Krisan paling laku terjual adalah yang berwarna putih dan kuning.

Kawasan lain yang juga menarik buat dikunjungi yaitu air terjun Jumok. Air terjun dengan ketinggian 30 meter ini konon memiliki aura mistis. Di sana, bila Anda memohon sesuatu, maka akan bisa terkabul. Entahlah.

Di dalam kawasan air terjun Jumok, juga terdapat kebun kopi dan kebun cengkih. Hidup pula di kawasan air terjun Jumok sejumlah hewan liar dari jenis yang tak berbahaya. Sementara di salah satu sudut kawasan yang baru dibuka untuk umum sejak setahun belakangan ini, tersedia pula jajanan sate kelinci. Rasanya, sama lezatnya dengan sate ayam. Ingin mencoba juga?(AIS/Tim Jalan-Jalan)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini