Gelora Bung Karno dalam Bingkai Foto

Liputan6.com, Jakarta: Rentang waktu 41 tahun banyak mengubah wajah Gelanggang Olah Raga (Gelora) Bung Karno, Senayan, Jakarta. Gelora kebanggaan Indonesia ini disebut-sebut pula termegah di Asia Tenggara. Wajah Gelora Bung Karno dari masa ke masa bisa dilongok dalam sebuah pameran foto di Jakarta, baru-baru ini.

Sejatinya, pembangunan Gelora Bung Karno dimulai pada 8 Februari 1960. Ini tak lepas dari ambisi Presiden Pertama RI Sukarno untuk menggelar Asian Games IV tahun 1962. Momentum ini terlihat dari sejumlah foto hitam-putih. Mulai dari Bung Karno memberi arahan kepada para pekerja teknik asal Rusia, hingga penyelenggaraan Asian Games. Itulah wajah awal Gelora Bung Karno.

Wajah Gelora Bung Karno berikutnya tergambar saat pesta olahraga semacam Pekan Olahraga Nasional. Termasuk situasi politik yang mengubah nama Gelora Bung Karno menjadi Gelora Senayan atau lebih dikenal sebagai Istana Olah Raga (Istora) Senayan. Sedangkan wajah terkini yang terpampang dalam foto adalah ketika Presiden Abdurrahman Wahid--presiden saat itu--mengembalikan kompleks olah raga itu menjadi Gelora Bung Karno [baca: Presiden Wahid Akan Menghadiri Peringatan Bung Karno].

Di luar bingkai foto, kini, lingkungan Gelora Bung Karno yang dikukuhkan sebagai warisan nasional tengah dihadapkan sejumlah masalah. Antara lain menyangkut perebutan pengelolaan antara Sekretariat Negara dan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Termasuk menjamurnya sentra-senra bisnis di dalam kawasan hingga keberadaan pedagang kaki lima dan preman. Kondisi ini tentu saja menjadikan wajah Gelora Bung Karno seluas 279 hektare tak lagi ramah [baca: Suatu Hari di Kawasan Gelora Bung Karno].(ANS/Syaiful Halim dan Hendro Wahyudi)