Sukses

Mengejar Ikan Cucut di Laut Lepas

Lomba berburu ikan cucut di laut lepas menjadi sebagian dari gaya hidup pemancing profesional dan lahan rezeki bagi nelayan tradisional. Kekompakan tim menjadi faktor penentu kemenangan.

Liputan6.com, Jakarta: Puluhan kapal bermotor menuju Samudera Indonesia pada pertengan Mei silam. Kapal yang diawaki kombinasi pemancing profesional dan nelayan tradisional ini beradu memburu ikan cucut. SCTV beruntung berada bersama tim yang dipimpin Kapten Sutanto yang sudah beberapa kali mengikuti turnamen serupa.

Para awak mulai bersiap-siap. Hery sang nakhoda yang berangkat dari nelayan tradisional terus memantau grafik petunjuk kapal (GSP) yang akan membawa ke sasaran. Kapten tim terus memperhatikan lokasi dan memantau cuaca. Sedangkan dua pemancing profesional yang dibantu dua nelayan tradisional sibuk mempersiapkan kail dan pancingan. Tali untuk menggeret ikan dipersiapkan. Mereka harus bekerja ekstra untuk menarik ikan dari perahu tanpa membuat ikan mati. Di sisi lain, tak mudah membawa lari ikan seberat 200 kilogram misalnya. Sebab, bisa membuat kapal berdisko hebat jika jeratan talinya tidak tepat.

Sembari memantau situasi, Hery berkisah tentang perjalanan waktunya hingga menjadi nakhoda kapal pemancing tradisional. Pria bertubuh berisi ini semula cuma membantu sebuah speed boat di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat. Kemudian meningkat ikut menjadi awak kapal pemancing profesional. Tentu saja, dia harus mempelajari banyak hal. Semua pelajaran berharga itu didapatkan dari gurunya bernama Ateng.

Sebagai nelayan tradisional, Hery melihat alam sebagai petunjuk. Sedangkan di kapal motor ini, dia harus bisa memantau monitor GSP dan menggunakan telepon satelit. Nah, khusus untuk dua keahlian tersebut, Hery belajar khusus di sebuah kapal milik Amerika Serikat pada 1986. "Saya diajarin orang Australia," kata Hery. Dia belajar memahami kemauan ketua tim pada Will dan Christopher yang memang pemburu ikan profesional. Dari situlah, dia mulai dipercaya menyopiri kapal para pemancing profesional.

Memang, laut bagi mereka adalah arena permainan penuh tantangan. Karena itu, para pemancing tak gentar mengikuti turnamen untuk menguji kemampuan mereka membawa pulang tangkapan besar. Sedangkan para nelayan tradisional melihat kesempatan ini sebagai lahan rezeki. Lihat saja, selama tiga hari melaut mereka bisa membawa pulang Rp 5 juta. Tidak sedikit memang. Jumlah tersebut bakal bertambah jika timnya mendapat juara. Belum lagi, jika para pemancing puas dengan hasil tangkapan.

Wajar, jika keberhasilan Hery menjadi magnet bagi nelayan tradisional lain. Mereka juga mulai belajar dan memenuhi kapal-kapal para pemancing profesional untuk mengail pengalaman dan fulus. Sebab, keberhasilan tim sangat ditentukan kekompakan anggotanya. Begitu juga yang dirasakan Susanto sebagai pemimpin tim. Dalam turnamen ini, Sutanto tak terlalu ceria. Timnya cuma menangkap ikan seberat 10 kilogram. Padahal, sebelumnya tim ini membawa pulang ikan cucut seberat 177 kilogram cuma dalam tempo 12 jam melaut.

Ya, begitulah laut. Tak ada yang menduga apa yang terjadi di tengah gulungan gelombang dan terpaan ombak. Tapi, Susanto dan Hery merasakan kegembiraan lain di sana. Sutanto tertantang mendapatkan tangkapan besar. Sedangkan Hery mempertaruhkan kemampuannya demi uang dan profesinya sebagai nelayan.(TNA/Syaiful Halim dan Satya Pandia)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini