Sukses

Herry dan Kenikmatan Dunia Bawah Air

Ancaman bahaya bukan tak pernah menghampiri saat bercengkerama dengan biota laut yang tergolong liar. Dengan memahami karakter makhluk bawah air, kurator bisa menjadi profesi yang menyenangkan.

Liputan6.com, Jakarta: Pagi itu matahari belum begitu tinggi di ufuk timur. Begitu pun di kawasan utara Jakarta. Herry Mulyono berjalan perlahan mengelilingi areal Sea World yang masih lengang, di kompleks Taman Impian Jaya Ancol, sembari menjinjing beberapa tabung oksigen yang acap digunakan buat menyelam, dan menaruhnya di pinggir kolam. Lazimnya, seperangkat pakaian selam yang kerap digunakan juga tersampir di bahu. Sekitar 5.000 ekor biota laut dari berbagai tempat di belahan dunia sudah menanti, seperti pada hari-hari sebelumnya.

Pria lajang yang sudah lima tahun menekuni profesi sebagai kurator hewan laut itu tak sendirian. Sebab di permukaan akuarium utama, sejumlah rekan lain pun tengah bersiap-siap turun ke dalam air. Maklum, tugas rutin awal sudah menanti. Mulai dari membersihkan sampah-sampah di dalam kolam, hingga membersihkan dinding kaca agar tampilan seluruh bagian dalam akuarium bisa terlihat jelas. Kegiatan itu akan dilakukan minimal dua kali setiap hari. "Pertama-tama sih nggak kepikir buat ngerawat akuarium dan ikan," tutur lelaki berkulit putih itu.

Dalam keseharian, tugas yang mesti diemban sosok berambut pendek itu dan kawan-kawan memang menumpuk. Namun, tugas utama dan yang paling prioritas adalah merawat seluruh hewan laut di Sea World. Tak heran, keterampilan menyelam pun menjadi syarat dasar buat para kurator. Selain itu, tentu saja, pengetahuan dan pemahaman terhadap teknis perawatan berbagai spesies hewan laut di dalam kolam yang menjadi tanggung jawab mereka. "Saya tertarik dan mencoba mempelajari soal perawatan akuarium dan biota," kata dia.

Seiring waktu berjalan, kemampuan tadi bergeser menjadi pemahaman akan karakter dan beragam kebiasaan hewan yang sebagian besar bernapas dengan insang itu. Buntutnya, saat rutinitas Herry atau kurator lainnya memberi makan, seolah persahabatan tampak di antara manusia dan hewan bawah air tersebut. Kehangatan saat bercengkerama seakan bukan sandiwara. Tengok saja ketika seekor pari berdiameter dua meter yang seolah bermain-main dengan sang kurator. "Nikmatnya banyak," papar Herry.

Pergaulan unik itulah yang juga membuat Herry banting setir. Alumnus sebuah perguruan tinggi di Ibu Kota Negara dari program manajemen informatika ini memilih dunia bawah air sebagai profesi yang layak dijalani. Alasannya, kedekatan dengan hewan laut seakan sudah membuatnya ketagihan. "Ini sekaligus olah raga mahal. Saya bisa menyelam, melihat, memegang, dan merawat [ikan]," kata dia.

Kedekatan para kurator dengan ribuan biota laut tak berarti langgeng sepanjang waktu. Sebab, ancaman bahaya bukan tak pernah menghampiri profesi tersebut. Maklumlah, pada dasarnya toh hewan laut itu tergolong liar. Hanya ketekunan, kesabaran, dan kedekatan-lah yang membuat dunia hewan bawah laut menjadi menarik dinikmati. "Seimbang dengan resiko-lah," cetus Herry. Paling tidak, menjadi kurator biota laut bisa menjadi profesi yang menyenangkan. Seperti yang dijalani Herry dan kawan-kawannya.(BMI/Syaiful Halim dan Satya Pandia)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini