Sukses

Menonton Orang Utan Sarapan

Setiap hari pukul 09.00 WIB dan 15.00 WIB, orang utan di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser diberi makan. Atraksi ini memancing sejumlah turis untuk melihat.

Liputan6.com, Medan: Penyeberangan Sungai Bahorok di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Sumatra Utara, menjelang pukul tiga petang. Di saat-saat seperti itu, suasana pasti ramai. Banyak turis berkumpul. Rupanya mereka hendak ikut petugas Stasiun Rehabilitasi Orang Utan yang ada di kawasan tersebut. Ada sebuah atraksi yang hendak dipertontonkan kepada para turis tersebut. Para petugas memang rutin memberi makan orang utan atau pongo pygmaeus abelii setiap pukul 09.00 WIB dan 15.00 WIB.

Petang itu, kebetulan John Maruli Tobing yang mendapat tugas memberikan makan kepada sejumlah orang utan semiliar. Dikatakan begitu lantaran sebelum dilepas ke alam bebas, orang utan tersebut sempat di karantina petugas. Di kandang-kandang karantina, hewan berbulu lebat ini dirawat dan diberi makanan serta obat-obatan. Sedikitnya dibutuhkan waktu sekitar tiga bulan untuk bisa melepas orang utan kembali ke tengah hutan belantara.

Untuk menemui orang utan semiliar, John kemudian mengajak para pengunjung TNGL mendaki sejauh sekitar lima kilometer. Uniknya, para orang utan seperti mengetahui waktu-waktu perawat mereka datang untuk memberi makan, Tanpa diundang, orang utan itu langsung menghampiri John. Ada juga yang masih malu-malu untuk turun dan memutuskan tetap bergelantungan di dahan. Begitu dekat, John langsung memberi orang utan dengan pisang kepok dan segelas susu.

Atraksi ini berlangsung sekitar satu jam. Setelah itu, John langsung mengajak para tamu kembali ke base di Stasiun Rehabilitasi Orang Utan. Stasiun rehabilitasi yang berada sekitar 90 kilometer dari Medan ini didirikan aktivis World Widelife Fund (WWF) bersama sejumlah pemerhati lingkungan asing sejak 1973.

Di tempat itu, ada 299 ekor orang utan dan ratusan orang utan liar lainnya. Menurut seorang perawat bernama Riswan Bangun, hewan-hewan tersebut dirawat dan dididik agar bisa mandiri saat kembali ke habitatnya. Di tempat ini, Riswan bersama stafnya biasa mulai memberi makan orang utan dari sebuah gudang penyimpanan makanan. Mereka lalu beranjak ke kandang-kandang rehabilitasi untuk memberikan makanan kepada masing-masing orang utan.

John mengaku sudah hampir lima tahun menekuni profesi sebagai perawat orang utan. Sejauh ini, statusnya masih pegawai honorer. Dia mengaku mendapatkan penghasilan tambahan dari para turis yang menonton atraksinya memberi makan orang utan.(SID/Syaiful Halim dan Satya Pandia)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini