Sukses

Reklamasi dan Kekhawatiran Nelayan Cilincing

Para nelayan dan pengasin ikan di kawasan Pantai Utara Jakarta cemas dengan rencana reklamasi. Mereka khawatir pencemaran limbah pabrik akan mengurangi pendapatannya.

Liputan6.com, Jakarta: Rencana reklamasi Pantai Utara Jakarta ternyata bukan hanya mencemaskan nelayan di Cilincin, tapi juga menimbulkan kekhawatiran para pengasin ikan di kawasan itu. Mereka khawatir sumber nafkah yang selama ini digantungkan pada hasil laut akan terus menyusut, seiring dengan terjadinya pencemaran limbah pabrik.

Ketika SCTV berkunjung ke sana, baru-baru ini, kehidupan nelayan di Perairan Teluk Jakarta baru saja dimulai. Sejumlah nelayan tampak mulai memanen kerang hijau di bagan tancap miliknya. Ada juga yang bersiap mencari ikan dengan jalanya. Alimuddin adalah seorang di antara nelayan yang memunguti ikan dari jaring di bagan tancap miliknya.

Pagi itu tak banyak ikan yang diperoleh Alimuddin. Ia terlihat kecewa dengan hasil tangkapannya itu. Tapi, Alimudin tetap bersyukur karena masih ada sekitar empat kilogram ikan tembang yang berhasil ditangkap. Dalam hitungannya, hasil tangkapan ikan ini bisa untuk sekadar menambah uang dapur. Dengan hasil itu, paling banyak ia hanya mengantongi Rp 50 ribu. Padahal, Alimuddin telah berjaga semalaman di bagan ikannya.

Alimuddin sadar bahwa dengan hasil itu dia tak cukup untuk memenuhi hidup keluarganya. Itulah sebabnya, seperti juga nelayan yang lain, ia berupaya mencari tambahan nafkah dengan melakukan budi daya kerang hijau. Soalnya, dahulu sebelum Perairan Teluk Jakarta banyak tercemar limbah, ia bisa memperoleh tambahan uang yang cukup lumayan. Sayangnya, dalam beberapa tahun terakhir, usaha budidaya kerang hijau mulai suram, seiring dengan berkurangnya komoditas itu.

Untuk mengurangi kejenuhan berjaga sendirian di bagan, Alimuddin kadang menyempatkan diri mengunjungi rekan sesama nelayan yang tak jauh dari tempatnya. Dengan perahunya, Alimuddin mendatangi bagan milik Supardi untuk sekadar mengobrol atau memperbincangkan hasil tangkapan mereka.

Seperti halnya Alimuddin, Supardi pun ternyata mengeluhkan semakin sedikitnya kerang hijau yang dapat dipanen. Alimuddin maklum dan ia hanya bisa menuduhkan persoalan ini pada limbah atau pencemaran berat yang dilakukan oleh sejumlah pabrik. Karena itu, ketika rencana reklamasi Pantai Utara Jakarta didengungkan, Alimuddin merasa cemas. Jangan-jangan limpahan limbah akan semakin bertambah dan menyebabkan ikan-ikan atau kerang hijau kian sulit diperoleh.

Kecemasan akan rencana reklamasi bukan hanya dialami Alimuddin sendiri. Di Desa Kosambi, Kelurahan Kalibaru, yang menjadi tempat bermukimnya para pengasin ikan, juga memperlihatkan kekhawatiran yang sama. Keluarga Arba misalnya. Bersama Tina (istrinya--Red), Arba sudah lama membangun usaha pengasinan ikan. Keluarga ini biasanya memanfaatkan ikan-ikan hasil tangkapan nelayan untuk kemudian diolah dan dijual kembali kepada masyarakat. Namun, pendapatan mereka juga menurun akhir-akhir ini. Jika rencana reklamasi diwujudkan, bukan tak mungkin, para nelayan tidak lagi bisa mencari ikan. Dengan begitu, para pengasin ikan juga akan kehilangan mata pencariannya.(ULF/Syaiful Halim dan Satya Pandia)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini