Sukses

Liku-Liku para Pekerja Sosial

Selain imbalan yang relatif kecil, profesi pekerja sosial membutuhkan banyak pengorbanan. Tapi hati nurani seakan menjadi pijakan untuk profesi ini, sehingga bisa dijalankan dengan ikhlas.

Liputan6.com, Bekasi: Profesi sebagai pekerja sosial mungkin hanya menjadi pilihan segelitir orang. Selain imbalan yang relatif kecil, profesi ini pun membutuhkan banyak pengorbanan. Namun lain halnya bagi Siti Mindasih atau yang biasa dipanggil Bu Min. Wanita berusia 45 tahun ini adalah satu dari ratusan pekerja sosial yang memilih profesinya sebagai bagian hidupnya. Tahun ini, persis 23 tahun masa pengabdiannya sebagai pegawai negeri sipil dengan tugas fungsional sebagai pekerja sosial, khususnya di Panti Sosial Tresna Wredha Budhi Dharma di kawasan Bekasi Timur.

Baru-baru ini, Bu Min menuturkan, tempatnya bekerja saat ini tak hanya sebagai lokasi bermukim 82 orang lanjut usia, tapi juga menjadi tempat tinggal para pekerja sosialnya. Dalam kesehariannya, Bu Min harus meninggalkan rumah dinasnya sejak pagi buta dan larut dengan berbagai rutinitas para lansia.

Setiap pagi, Siti Mindasih memulai pekerjaan dengan mengajak para lansia senam di lapangan panti. Dari lapangan panti, kesibukan Bu Min berlanjut ke dapur umum. Selain membantu menyiapkan makanan bagi para penghuni panti, dia juga menemani para lansia menikmati sarapan pagi.

Menurut Kepala Panti Budi Dharma M. Sabir Gayo, pekerja sosial seperti Bu Min harus memberikan perhatian khusus kepada para lansia yang telah uzur. Setiap pagi dan sore, mereka harus memandikan dan merawat segala kebutuhan para lansia tersebut. Yang cukup berat, suasana ceria sedapat mungkin senantiasa diciptakan para pekerja sosial terhadap para lansia. Selain itu, mereka pun harus selalu siap dan sigap membantu kebutuhan para lansia.

Wanita yang bersuamikan pegawai negeri sipil ini sebenarnya hanyalah satu dari 506 orang pekerja sosial yang berada di bawah naungan Departemen Sosial. Seperti Bu Min, ribuah pekerja sosial lainnya juga bekerja tak sekedar memburu nafkah, yang relatif tidak terlalu besar. Namun, hati nurani seakan menjadi pijakan pilihan profesi mereka, sehingga pekerja sosial semacam Bu Min ikhlas menjalani profesinya.(PIN/Syaiful Halim dan Satya Pandia)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini