Dodol, Berkah Ramadan di Bojonggede

Liputan6.com, Bojonggede: Dodol adalah berkah Ramadan. Kira-kira, begitulah bagi para pembuat dodol Betawi di Kampung Masjid, Bojonggede, Bogor, Jawa Barat. Saban Ramadan, pembuat penganan khas masyarakat Jakarta ini pasti menuai rezeki di atas rata-rata. Bahkan, pada saat mendekati Lebaran, peningkatan pesanan bisa mencapai 200 persen.

Dodol memang ibarat santapan wajib yang dibuat untuk momen tertentu. Misalnya, untuk sajian ke pernikahan atau sunatan. Belakangan, seiring meningkatnya permintaan, pembuatan dodol pun makin berkembang. Pemasarannya pun meluas, dari kampung ke kampung sampai ke Jakarta.

Haji Musonib, boleh dibilang sebagai perintis pembuatan dodol Betawi di Kampung Masjid. Dulu, produksi dodol dilakukan di belakang rumahnya. Tapi sekarang, sebuah tempat khusus tersedia. Mulai dari gudang, penggilingan beras, hingga tungku-tungku pengolahan dodol.

Laju usaha Haji Musonib tentu sangat berkaitan dengan makin dikenal kampung ini sebagai pusat pembuatan dodol. Tiga putra Haji Musonib pun ikut membangun usaha ini sebagai tumpuan mencari nafkah. Seorang di antaranya adalah Haji Nujri. Jika luar bulan puasa Haji Nujri membuat sekitar 200 kilogram dodol, di bulan puasa meningkat hingga 500 kilogram.

Dengan dodol seberat setengah kilogram yang dijual Rp 3.500, paling tidak, ia meraup Rp 3,5 juta untuk bulan puasa ini. Sepertiga dari pendapatan itu, menjadi modal pembelian beras ketan, kelapa, dan gula merah, serta upah pekerja. Selain keluarga Haji Musonib dan tiga putranya, puluhan pembuat dodol musiman pun ikut mencoba menuai berkah Ramadan. Sebab, menedekati Lebaran ini, kebutuhan dodol memang ikut terdongkrak.(RSB/Syaiful Halim dan Bambang Triono)