Sukses

Ubur-Ubur Belum Banyak Dimanfaatkan Masyarakat

Masyarakat Indonesia belum banyak memanfaatkan ubur-ubur sebagai alternatif makanan bergizi. Hewan laut tersebut jarang ditemukan di Perairan Indonesia.

Liputan6.com, Trenggalek: Minimnya informasi pengelolaan ubur-ubur menjadi makanan bergizi menjadikan jenis hewan laut ini tak banyak diproduksi di dalam negeri. Padahal, belakangan ini, para nelayan Karangongso, Kabupaten Trenggalek, Jawa Tengah, telah mengekspor ubur-ubur ke manca negara, di antaranya Jepang dan Korea.

Kabupaten Trenggalek dikenal sebagai satu daerah yang menjadi pusat hasil laut dan memiliki kelebihan dalam menghasilkan ubur-ubur berkualitas. Jenis hewan laut itu banyak diminati masyarakat negeri Sakura dan Korea karena bergizi tinggi. Namun, Indonesia belum banyak memanfaatkan ubur-ubur sebagai alternatif makanan dari laut. Hal itu disebabkan kurangnya pengetahuan mengenai pengolahan ubur-ubur menjadi makanan bergizi.

Para nelayan Karangongso mengaku tak setiap tahun dapat mengeksploitasi ubur-ubur. Pasalnya, hewan tersebut jarang ditemukan di Perairan Indonesia. Namun, setelah hampir empat tahun, nelayan Karanggongso mendapatkan ubur-ubur dengan kwalitas baik. Biasanya, ubur-ubur yang ada di Trenggalek antara lain adalah jenis kikir, cendol, dan helm. Untuk tahun ini, para nelayan bisa memperoleh 50 hingga 100 kilogram ubur-ubur setiap kali melaut.

Kemudian, hasil tangkapan para nelayan dijual kepada pengepul seharga Rp 10 ribu per keranjang. Ditangan pengepul, ubur-ubur dipisahkan antara piring dan kepalanya. Untuk menghindari racun yang mengakibatkan gatal dan panas, ubur-ubur diberi obat. Selanjutnya, diasinkan dengan garam dan siap diekspor.(PIN/Agus Ainul Yaqin dan Danang Sumirat)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.