Sukses

Risiko Kematian Berbibir Sumbing Cukup Tinggi

Penderita bibir sumbing mempunyai risiko kematian cukup tinggi. Pasalnya, penyakit yang banyak menjangkiti negara berkembang itu mudah sekali terinfeksi.

Liputan6.com, Jakarta: Selain mengalami masalah perkembangan sosial, penderita bibir sumbing juga memiliki risiko kematian tinggi. Sebab, penyakit ini mudah terinfeksi. Dengan kondisi ekonomi yang tak baik, risiko kematian menjadi semakin besar.

Menurut pakar bedah mulut C. Lekkas, kelainan struktur mulut dan bibir banyak ditemukan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Penyebabnya, terutama kurangnya gizi yang dikonsumsi ibu selama masa kehamilan, khususnya konsumsi mineral zincum atau seng.

Penderita bibir sumbing umumnya sulit berkomunikasi. Bahkan, pada beberapa kasus, penderita sulit makan dan minum. Akibatnya fatal, zat yang dikonsumsi sering masuk ke saluran yang salah, sehingga penderita sulit berkembang secara sosial maupun intelektual karena malu dan lebih sensitif.

Penderita bibir sumbing, ditambahkan Lekkas, harus segera dioperasi agar penderita mampu berkembang dengan baik. Kerena bila dibiarkan, sumbing pada bibir dapat semakin parah, sehingga pasien mudah terinfeksi penyakit.

Dipaparkan pula, operasi bibir sumbing saat ini menelan biaya sampai Rp 6 juta, termasuk biaya pengobatan dan ruang inap kelas tiga. Operasi tersebut biasanya dilakukan minimal dua kali, yakni perbaikan bagian dalam mulut, kemudian dilanjutkan dengan bagian luar.(ICH/Chadijah Mastura dan Adi Iskarpandi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini