Jembatan Ambruk, Pelajar Garut Menantang Bahaya

Liputan6.com, Garut: Pascaambruknya jembatan gantung Cikaso di Garut, Jawa Barat, para pelajar kesulitan menyeberang sungai dan harus menantang bahaya demi bisa kembali ke sekolah.

Jembatan bambu yang membentang di atas Sungai Cikaso, di Desa Depok, Cisompet, Garut, kini tak bisa lagi digunakan sejak ambruk hari Selasa lalu. Ambruknya jembatan ini membawa derita bagi para pelajar yang hendak menyeberang sungai menuju sekolah. Namun mereka tetap harus berjuang menantang bahaya demi bisa sampai ke sekolah.

Dan kaki-kaki kecil ini pun harus menuruni sungai melewati tebing dan bebatuan yang terjal. Para orangtua yang khawatir terhadap keselamatan anaknya harus ikut mengantar anaknya dan menggendong si kecil demi bisa menyeberangi sungai. Salah seorang pelajar yang sempat ikut saat jembatan ambruk, Yuni, tetap memaksakan diri untuk menyeberang meski masih sakit.

Kesulitan yang sama dirasakan para pelajar di Tasikmalaya, Jawa Barat, tepatnya di Kampung Parakantilu, Kecamatan Sodonghilir, akibat ketiadaan jembatan di Sungai Cikole. Setiap pagi para pelajar Sekolah Dasar Muncang 2 harus turun ke sungai untuk menyeberang. Mereka terlebih dahulu harus melepas seragam dan sepatu agar tidak basah. Setiap hari para pelajar ini telah menyiapkan pakaian ganti.

Jika musim hujan tiba, penderitaan para pelajar akan bertambah. Saat air sungai meluap para pelajar tidak berani menyeberang, dan memilih belajar di rumah. Ironisnya, setelah puluhan tahun kampung Parakantilu terisolir karena ketiadaan jembataan penyeberangan. Padahal warga di sejumlah kampung sangat membutuhkan keberadaan jembatan. Sampai kapan para pelajar dan warga di sini dibiarkan dalam kesulitan?(MEL)