Sukses

Presiden dan Penegak Hukum Diminta Bertindak Tegas

Wakil Pimpinan Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Masruchah mendesak Presiden SBY dan penegak hukum menindak tegas pelaku bentrokan antara aliran Syiah dan Sunni di Sampang, Madura.

Liputan6.com, Jakarta: Wakil Pimpinan Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Masruchah mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan penegak hukum menindak tegas pelaku bentrokan antara aliran Syiah dan Sunni di Sampang, Madura, Jawa Timur, kemarin.

"Kami mendesak Presiden, Kapolri, Jaksa Agung dan Ketua Mahkamah Agung agar bertindak tegas. Karena berbagai kekerasan dan anarkisme yang mengatasnamakan agama selama ini telah melecehkan dasar negara dan konstitusi Indonesia," ujar Masruchah dalam siaran pers melalui surat elektronik, Senin (27/8).

Selain menyampaikan dukacita bagi korban dan mengutuk para pelaku, Komnas Perempuan juga mendesak DPR dan DPD mengambil peran kongkret untuk hentikan kekerasan atas nama agama. Pemerintah juga diminta memberikan jaminan keamanan, jaminan tidak berulangnya kekerasan dan pemulihan bagi korban khususnya perempuan dan anak.

"Mengecam keras para pelaku kekerasan atas nama apa pun karena bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan, Pancasila dan UUD 1945," tegasnya.

Komnas Perempuan juga mendesak para pemuka agama untuk ikut menghentikan kekerasan atas nama agama dan tidak mengobarkan kebencian atas nama apa pun. Tak hanya itu, Komnas Perempuan juga meminta media agar tidak menggunakan kata sesat terhadap komunitas korban.(ALI/ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini