Sukses

Belum Ada WNI Dilaporkan Jadi Korban Penembakan

Konsul Jenderal RI di New York Ghafur Akbar Darma Putra mengatakan, pihaknya terus memantau perkembangan situasi menyangkut penembakan luar Gedung Empire State, yang menewaskan dua orang dan melukai sembilan lainnya itu.

Liputan6.com, New York: Insiden penembakan di luar Gedung Empire State, Kota New York, menyedot perhatian publik Amerika Serikat. Kendati demikian, Konsul Jenderal (Konjen) RI di New York Ghafur Akbar Darma Putra mengatakan, pihaknya terus memantau perkembangan situasi menyangkut penembakan yang menewaskan dua orang dan melukai sembilan lainnya itu. Dan, hingga Jumat (24/8) petang waktu setempat diketahui tidak ada warga Indonesia yang menjadi korban.

"Sampai sekarang kita terus memonitor di televisi, website, news, termasuk keterangan-keterangan yang disampaikan oleh pihak kepolisian dan Wali Kota Bloomberg...Alhamdulillah sampai sekarang tidak ada warga kita yang menjadi korban," kata Ghafur.

Namun demikian, ia mengingatkan pemantauan harus terus dilakukan mengingat identitas korban belum sepenuhnya diketahui. "Kita belum bisa memastikan 100 persen karena (data-data korban) belum dikeluarkan. Sejauh ini memang tidak ada, dan tentunya kita tidak mengharapkan ada korban dari warga kita," ujarnya.

Mengenai jumlah warga Indonesia, belum ada data spesifik tentang WNI yang tinggal di Kota New York--salah satu wilayah di Negara Bagian New York. Namun, di seluruh negara bagian New York, Konsulat Jenderal RI (KJRI) New York mencatat bahwa hingga Juli 2012 ada sekitar 7.200 orang yang tinggal.

Adapun di seluruh wilayah kerja KJRI New York--yang meliputi Connecticut, Delaware, Massachusetts, Maryland, Maine, North Carolina, New Hampshire, New Jersey, New York, Pennsylvania, Rhode Island, South Carolina, Virginia, Vermont, West Virginia, warga Indonesia tercatat berjumlah 25.000 orang.

Jumlah-jumlah tersebut didasarkan atas data warga yang telah melaporkan diri kepada KJRI New York. Warga Indonesia yang tinggal di Kota New York, imbuh Ghafur, rata-rata adalah diplomat dan mereka yang bekerja di kantor perwakilan RI, perbankan, pertokoan, hotel, restoran.

Selain itu, banyak di antara mereka yang juga merupakan mahasiswa, karyasiswa (dalam rangka menjalani program pendidikan tingkat S-2 dan S-3), warga Indonesia yang menikah dengan warga setempat, serta anak-anak sekolah tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.

"Kalau yang datang ke sini (Kota New York--Red.) sebagai turis dan faham tentang manfaat lapor diri ke perwakilan, biasanya mampir ke sini (KJRI). Sedangkan yang lainnya tidak jarang baru kita ketahui ketika bertemu di jalan atau berbagai tempat di sini," kata Ghafur, ketika menjawab pertanyaan tentang wisatawan Indonesia yang melaporkan keberadaan mereka ke perwakilan.

Seperti diberitakan sebelumnya, dua orang dilaporkan tewas dan sembilan lainnya mengalami luka-luka ketika seorang karyawan yang tidak puas atas pemecatan terhadap dirinya melakukan penembakan pada Jumat pagi di luar Empire State. Ini salah satu gedung utama perkantoran di New York, sekaligus pusat tujuan wisatawan dari seluruh dunia di kota tersebut [baca: Penembakan di Empire State Tewaskan Dua Orang].

Menurut berbagai laporan media setempat, suara tembakan mulai terdengar di jalan Fifth Avenue dekat Empire State Building pada pukul 09.00 waktu setempat, saat toko-toko mulai buka serta orang-orang memenuhi berbagai sisi jalan untuk menuju ke tempat mereka bekerja.

Tiba-tiba, seperti yang dituturkan seorang warga kepada WABC-TV New York, orang-orang berteriak "Tiarap! Tiarap!" dan terdengar "dor...dor...dor" dalam tempo sekitar 15 detik.

Tak lama kemudian, warga tersebut melihat sejumlah orang luka-luka jalan trotoar, termasuk salah seorang dari mereka yang mengeluarkan darah begitu banyak.

Komisioner Kepolisian New York (NYPD), Raymond Kelly, mengidentifikasi pelaku penembakan sebagai Jeffrey Johnson, warga Manhattan berusia 58 tahun.

Johnson tahun lalu diberhentikan dari tempatnya bekerja di toko pakaian Hazan Imports karena perusahaan yang bersangkutan melakukan perampingan karyawan. Di toko itu, Johnson bekerja sebagai perancang pernak-pernik pakaian perempuan selama enam tahun.

"Johnson, yang disebut-sebut tidak puas atas pemberhentian itu, kemudian mendatangi seorang mantan teman kerjanya, menarik pelatuk pistol dan menembaknya," kata para petugas. Johnson sendiri kemudian tewas ditembak oleh polisi.

Menurut laporan Reuters yang mengutip pihak berwenang, Johnson menembak rekan kerjanya, Hazan (41 tahun) tiga kali dengan pistol kaliber 45 dari jarak dekat.

"Ketika para polisi mengurungnya di jalan trotoar di luar Empire State Building, Johnson mengarahkan pistolnya ke arah mereka sehingga para petugas menembak balik hingga Johnson tewas," kata Raymond Kelly.(ANS/Ant)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.