Sukses

Vaksinasi Hepatitis Gratis dari Edhie

Saat ini 1,2 miliar penduduk dunia terinfeksi virus hepatitis B. Edhie Purwanto memberikan vaksinasi gratis kepada anak-anak tak mampu di sejumlah kota di Tanah Air.

Liputan6.com, Jakarta: Hepatitis adalah penyakit infeksi, penyebab kematian kedua terbanyak di Indonesia. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pencegahan penyakit ini menggugah hati Edhie Purwanto, mantan dosen yang memberikan vaksinasi hepatitis B gratis kepada anak-anak tak mampu di sejumlah kota di Tanah Air.

Menurut data yang ada, saat ini 1,2 miliar penduduk dunia terinfeksi virus hepatitis B. Sebanyak 400 juta di antaranya berada dalam stadium kronik. Sementara 9,4 persen atau 1 dari 10 orang di Indonesia ternyata juga terinfeksi virus hepatitis B, 1,5 persen hepatitis C. Total ada 25 juta orang indonesia terkena hepatitis B dan C.

Angka ini membuat Edhie prihatin. Terlebih tidak semua orang bisa menyadari dan mencegahnya. Itulah sebabnya, hampir setiap minggu, Edhie mengajak anak-anak kurang mampu melakukan vaksinasi hepatitis B.

Dia juga memeriksakan kekebalan tubuh alami anak-anak tak mampu. Semua diperiksa untuk melihat dan mengetahui keberadaan virus hepatitis B di tubuh anak-anak. Setelah hasil laboratorium keluar, Edhie juga membawa anak-anak itu ke klinik untuk penanggulangan selanjutnya. Sedangkan para orangtuanya diberi penjelasan seputar hepatitis.

Vaksinasi hepatitis B diberikan tiga kali dalam waktu enam bulan dengan biaya sekitar Rp 800 ribu per orang. Semua dikeluarkan Edhie dari koceknya sendiri melalui Yayasan Budi Lukmanto yang didirikannya empat tahun lalu.

"Saya ingin memberi sumbangsih, meski tidak dengan materi. Tapi bisa melalui tenaga yang diberikan," kata dr Lusy Irliani, dokter relawan yang kerap membantu Edhie.

Menariknya, Edhie ternayta bukan dokter. Dia juga bukan konglomerat kelas kakap yang memiliki uang berlimpah. Namun hati bapak tiga anak ini tergugah untuk memerangi hepatitis B setelah sebuah peristiwa menimpanya.

"Saya pernah kehilangan seorang kakak. (Yayasan) Ini juga nama kakak saya yang meninggal tiga tahun lalu. Di belakang itu ada juga keinginan saya untuk berbagi kepada orang lain. Pas kakak meninggal, memperkuat saya melakukan ini semua," ungkap Edhie Purwanto,
pendiri Yayasan Budi Lukmanto.

Selain di Jakarta, Edhie juga mengadakan vaksinasi hepatitis B gratis di Aceh, Batam, Lampung, Bengkulu, dan Tulung Agung. Sejauh ini 260 anak telah divaksinasi. Semua dikerjakan Edhie bersama para relawan setempat.

Ratusan juta rupiah telah dihabiskan Edhie. Beruntung keluarganya sangat mendukung. "Dengan berbagi seperti ini, kami tidak merasa miskin. Saya suka cita rasanya. Senang melihat anak-anak itu senang dan sehat," kata Catherine Nurhaini,
istri Edhie Purwanto.

Namun tak selamanya niat baik Edhie dan keluarga berjalan mulus. Ada saja anggapan miring dan rasa curiga kepada mereka. Namun Edhie jalan terus. Apalagi banyak warga yang juga terbantu. "Bersyukur ada bantuan seperti ini. Soalnya kalau biaya sendiri, saya tidak sanggup," ujar Lince, warga Tanah Merah, Jakarta Utara.

80 persen penyakit hepatitis B muncul tanpa gejala. Anda perlu waspada bila sering mengantuk, cepat lelah, perut kanan atas tidak nyaman, pembengkakan kaki, dan perut atau mata serta kuku berwarna kekuningan.

Penyebab hepatitis atau radang hati bermacam-macam. Bisa dari virus, bakteri, zat kimia, dan kekebalan tubuh yang kurang. Penularannya lewat darah dan cairan tubuh. Selain vaksinasi, pencegahan bisa dilakukan dengan memperhatikan penggunaan alat-alat yang bisa melukai seperti sikat gigi, gunting kuku, dan pisau cukur.

"Bahaya dari hepatitis adalah kerusakan berlanjut terus sehingga menimbulkan gangguan pada fungsi hati," kata Pusat Peneliti Hati Indonesia dr. Rivo Alvani Indonesia.

Mendirikan Yayasan Budi Lukmanto adalah komitmen penuh Edhie, meski pekerjaan sebagai dosen harus ia tinggalkan. Kini di sela-sela kesibukannya sebagai HRD di perusahaan swasta, Edhie mengelola milis B survivor dan website yang memberikan informasi bagi penderita hepatitis dan keluarganya.(ULF)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini