Sukses

Dahlan Iskan: Kemiskinan di Indonesia Sulit Diatasi

Saat ini rasa ketidakadilan bisa dengan mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga wajar jika masyarakat miskin seolah kehilangan harapan.

Liputan6.com, Bandung: Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menyatakan, kemiskinan pada sebagian masyarakat Indonesia saat ini sulit diatasi karena bercampur dengan rasa ketidakadilan yang ada. "Kemiskinan sekarang itu lebih sulit diatasi karena bercampur dengan rasa ketidakadilan. Kalau dulu saya miskin, tapi sekampung miskin semua dan itu enggak masalah, namun sekarang tidak," kata Dahlan Iskan di Lapangan Upakarti, Kompleks Perkantoran Pemkab Bandung, Ahad (17/6).

Ia mengatakan, saat ini rasa ketidakadilan bisa dengan mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga wajar jika masyarakat miskin seolah kehilangan harapan. "Kalau sekarang ada perasaan ketidakadilan yang dirasakan oleh orang miskin. Sekarang miskin jalan-jalan ke mal, tiap hari lewat mobil-mobil bagus, sehingga ada perasaan ketidakadilan," ujar Dahlan Iskan.

Menurut dia, masyarakat miskin sudah kehilangan harapan dan karena sudah berlangsung lama, sehingga jadi kemiskinan itu menjadi sebuah karakter seseorang. "Oleh karena itu, untuk mengentaskan kemiskinan tersebut kita harus memberikan harapan. Bahwa harapan orang miskin harus dibangun atau manufacturing hope," ucapnya.

"Dan itu tugas pemimpin. Pemimpinnya harus dipercaya oleh orang miskin karena kalau tidak dipercaya maka yang kita bangun untuk memunculkan harapannya tidak akan bisa," tutur mantan Dirut PLN ini.

Dikatakannya, mulai tahun ini hingga 10 tahun yang akan datang ada 10 problem yang harus dipecahkan oleh pemimpin negeri ini. "Yang pertama itu ialah problem kemiskinan, kedua problem kemiskinan, ketiga problem kemiskinan, kempat problem kemiskinan. Itu sampai kedelapan problem kemiskinan," paparnya.

Sementara itu, kata Dahlan, masalah kesembilan yang dihadapi bangsa Indonesia ini ialah permasalahan birokrasi. "Birokrasi juga harus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Dan problem yang ke-10 adalah infrastuktur. Jadi 80 persen dari 100 persen perhatian kita adalah kemiskinan dan ini tugas kita untuk mengentaskannya," ujar dia.(Ant/ULF)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini