Sukses

Polri Didesak Usut Tuntas Kasus Papua

Puluhan orang yang tergabung dalam Nasional Papua Solidaritas (Napas) mendesak pihak kepolisian mengusut tuntas segala bentuk kekerasan yang terjadi di Bumi Cendrawasih.

Liputan6.com, Jakarta: Puluhan orang yang tergabung dalam Nasional Papua Solidaritas (Napas) berunjuk rasa di depan Mabes Polri, Jakarta, Selasa (22/5). Mereka mendesak pihak kepolisian mengusut tuntas segala bentuk kekerasan yang terjadi di Bumi Cendrawasih.
 
"Kami mendesak Kapolri karena punya kekuatan untuk memberikan proteksi warga negara Indonesia. Serta memiliki kebijakan tertinggi di kepolisian," ujar koordinator aksi, Marthen Goo.
 
Marthen menjelaskan, Kampung Degowo, Paniai, Papua, menjadi kampung yang paling sering terjadi tindak kekerasan setelah berdirinya perusahaan tambang ilegal di wilayah tersebut.
 
"Banyak kasus kekerasan yang terjadi di Degowo yang dilakukan oleh aparat militer dari Brimob. Brimob pun terlibat dalam pengawalan minuman keras, perlindungan WTS, bahkan sampai pada melindungi perusahaan ilegal," papar Marthen.
 
Dari situ, lanjut Marthen, kasus penembakan terhadap warga oleh aparat mulai terjadi. Contohnya pada 2009, di tambang emas Tayaga yakni kasus anggota Brimob menembak Sepanya Anoka. Pada 13 November 2001, Brimob menembak mati Matius Tenouye di atas Jembatan Kali Degowo.
 
Selain itu, pada 15 Mei 2012, lima warga sipil yakni Melianus Kegepe, Selvius Kegepe, Amos Kegepe, Lukas Kegepe, dan Yulianus Wagape, ditembak di Kampung Degowo. "Hentikan kekerasan di Tanah Papua dalam bentuk apa pun dan dengan alasan apa pun. Serta adili dan pecat pelaku penembakan warga sipil tak berdosa," tegas Marthen.(APY/ADO)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini