Sukses

Penyelidikan Jatuhnya Sukhoi Sebaiknya Melibatkan Habibie

Lembaga kajian publik Sabang-Merauke Circle mengusulkan pemerintah melibatkan mantan Presiden BJ Habibie sebagai pakar aeronautika dalam penyelidikan kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 milik Rusia, yang menabrak Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, pada Rabu (9/5).

Liputan6.com, Jakarta: Lembaga kajian publik Sabang-Merauke Circle mengusulkan pemerintah melibatkan mantan Presiden BJ Habibie sebagai pakar aeronautika dalam penyelidikan kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 milik Rusia, yang menabrak Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, pada Rabu (9/5).

"Prof Dr Ing BJ Habibie satu-satunya pakar aeronautika milik bangsa Indonesia, yang diakui dunia internasional," kata Ketua Dewan Direktur Sabang-Merauke Circle (SMC) Syahganda Nainggolan dalam siaran persnya yang diterima Liputan6.com, di Jarta, Senin (14/5).

Musibah itu, yang menewaskan penumpang berikut awaknya, memilukan sekaligus melahirkan suasana berkabung bagi bangsa dan untuk menemukan penyebab utama kecelakaan tersebut diperlukan kesabaran bersama, khususnya ahli penerbangan, yang kini bekerja keras melakukan penyelidikan, katanya.

"Karena penanganan musibah dan penyelidikan penyebab kecelakaan itu menyangkut kerja sama Indonesia dengan Rusia, maka sebaiknya melibatkan Habibie," kata anggota Dewan Pengarah Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung Pusat itu.

Menurut Syahganda, melibatkan Habibie akan mempermudah analisis penyebab kecelakaan, sehingga upaya pengungkapan tidak justru terpusat pada perdebatan teknis, seperti, kesalahan petugas atau sarana pranata menara kendali lalu lintas udara di bandar udara Soekarno-Hatta, termasuk dugaan kesalahan pilot.

"Jelas itu pekerjaan tidak mudah, selain tidak bisa dilakukan tergesa-gesa, apalagi sudah mewadahi kepentingan Indonesia dan Rusia. Dengan demikian, untuk dapat menyentuh permasalahan sebenarnya atas peristiwa naas itu, BJ Habibie harus disertakan," katanya.

Keterlibatan BJ Habibie, katanya, juga akan menjadikan hasil penyelidikan bersifat profesional dan independen tanpa perlu terikat pada tarik-menarik kepentingan tertentu. (ARI)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini