Sukses

BBM Mahal, Rakyat AS Salahkan Presiden Obama

Berdasarkan hasil survei online terbaru dari Reuters/Ipsos yang digelar pada 26-27 Maret, lebih dari dua per tiga rakyat AS menyalahkan Presiden Barack Obama atas tingginya harga BBM di negara tersebut.

Liputan6.com, Washington DC: Melambungnya harga minyak dunia tidak hanya berdampak pada Indonesia, tetapi juga bagi Amerika Serikat. Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah AS terus menaikkan harga bahan bakar minyak atau BBM. Tercatat harga rata-rata bensin di AS saat ini sangat tinggi, yakni sekitar Rp 9.529 per liter. Sehingga, rakyat AS pun meradang dengan kebijakan harga dari pemerintah tersebut.

Seperti dilansir Reuters, Rabu (28/3), lebih dari dua per tiga rakyat AS menyalahkan Presiden Barack Obama atas tingginya harga BBM. Menurut hasil survei online terbaru dari Reuters/Ipsos yang  yang digelar pada 26-27 Maret, sebanyak 86 persen tak setuju dan 24 persen setuju terhadap kebijakan pemerintah AS dalam mengatasi masalah energi tersebut. Dari 606 responden dengan interval kredibilitas plus atau minus 4,6 persen, mereka yang tidak setuju berasal dari berbagai latar belakang partai, baik Partai Republik, partai pendukung Demokrat, dan independen.

Dengan demikian, posisi Presiden Obama dalam menghadapi pemilihan presiden November mendatang menjadi terancam. Pasalnya, rakyat tak puas dengan kebijakan presiden ke-44 AS itu. Bagi publik, kebijakan prioritas energinya dianggap mencederai perekonomian negara karena menyengsarakan rakyat.

Selain Presiden Obama, responden juga menyalahkan keserakahan perusahaan minyak atas peningkatan harga BBM. Sebanyak 36 persen responden menyatakan naiknya harga BBM karena perusahaan minyak ingin mengeruk banyak keuntungan. Sebanyak 26 responden menyebutkan, faktor-faktor lain penyebab tingginya harga minyak, termasuk di antaranya adalah politisi, perusahaan asing penguasa cadangan minyak, dan ahli lingkungan yang mencoba membatasi eksplorasi minyak.(BOG)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.