Sukses

Pencak Macan, Tradisi yang Mulai Punah

Seni pencak macan mengandung nila-nilai filosofis ajaran Islam yang bermuara pada upaya untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Keberadaannya terancam punah.

Liputan6.com, Gresik: Seni tradisi pencak macan sebagai pengiring prosesi adat pernikahan pesisir di Gresik, Jawa Timur, kini keberadaanya terancam punah. Demi menjaga kelestarian tradisi yang sudah berlangsung selama puluhan tahun itu, masyarakat pecinta seni dan budaya Gresik mengemas tradisi pencak macan menjadi seni pertunjukan dan pengiring rombongan pengantin.

Acara digelar di Wahana Tlogo Dendo, Gresik, baru-baru ini. Pencak macan biasa digunakan rombongan pengantin adat khas Gresik menuju kursi pelaminan. Kesenian rakyat khas warga pesisir utara Gresik ini sebelumnya sempat mati suri dan terancam punah akibat tergerus arus modernisasi.

Seni pencak macan mengandung nila-nilai filosofis ajaran Islam yang bermuara pada upaya untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Dalam pencak macan digambarkan empat karakter yang diwakili oleh seekor macan, monyet, genderuwo, dan seorang pendekar.

Macan melambangkan manusia yang berwatak keras dan emosional. Monyet melambangkan sosok manusia yang jahil, nakal, lucu, dan suka mengganggu. Sedangkan genderuwo atau hantu melambangkan hawa nafsu yang selalu ingin menguasai manusia. Namun semuanya berhasil dikalahkan oleh seorang pendekar berjiwa ksatria.

Upaya melestarikan seni tradisi seperti pencak macan jelas perlu didukung. Dibutuhkan peran aktif pemerintah dan masyarakat agar seni tradisi tidak hilang ditelan zaman.(ULF)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini