Sukses

Pengamat: BBM Naik, Terjadi Pemangkasan Daya Beli

Selasa, Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat akan membahas besaran kenaikan BBM subsidi berikut kompensasi bagai rakyat miskin. Akankah Pemerintah Bisa mengatasi harga-harga yang biasanya langsung ikut naik?

Liputan6.com, Jakarta: Kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi kini ada di depan mata. Selasa, Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat akan membahas besaran kenaikan berikut kompensasi bagai rakyat miskin. Akankah Pemerintah Bisa mengatasi harga-harga yang biasanya langsung ikut naik?

Setelah pengurangan subsidi BBM melalui pelarangan konsumsi tidak begitu disukai masyarakat dan DPR, kini pemerintah memilih menaikkan harga BBM subsidi untuk mencegah bengkaknya subsidi akibat tingginya harga minyak mentah dunia.

Namun, pengamat ekonomi menilai, niat pemerintah tersebut tidak dibarengi rencana yang jelas. Terutama bagaimana agar rakyat miskin tidak tambah sengsara akibat kebijakan menaikkan harga BBM.

"Kalau Anda berbicara kenaiakan harga BBM, ditambah kenaikan transportasi umum, ditambah kenaikan harga pangan, maka berarti saya menggunakan bahasa sederhana bahwa terjadi pemangkasan daya beli. Apakah seluruh masyarakat sudah diperbaiki peningkatan pendapatannya?" ujar Pengamat Ekonomi Ichsanudin Noorsy, Senin (27/2).

Padahal, menurut penelitian, 70 persen penghasilan rakyat miskin digunakan untuk konsumsi pangan. Bila harga BBM naik, pedagang pun bersiap menaikkan harga jual mereka.

"Tergantung, kalau BBM naik tinggi, beras otomatis naik. Apalagi denger-denger bisa Rp 6 ribu, itu bisa sekilo naik Rp 500," kata Pedagang Beras, Tinah.(MEL)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini