Sukses

Warga Bima Gelar <EM>Hanta Ua Pua</EM>

Warga Bima, NTB, menggelar tradisi <EM>Hanta Ua Pua</EM> atau mengangkat mahligai rumah yang dinaiki Penghulu Melayu atau Ulama Bima. Tradisi itu mencoba mengilas balik masuknya agama Islam ke NTB.

Liputan6.com, Bima: Warga Bima, Nusa Tenggara Barat, menggelar tradisi Hanta Ua Pua atau mengangkat mahligai rumah yang dinaiki Penghulu Melayu atau Ulama Bima, Kamis (23/2). Tradisi yang digelar untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW itu juga mencoba mengilas balik masuknya agama Islam ke NTB.

Acara itu diawali dengan dengan kehadiran prajurit berkuda atau jara wera di halaman istana. Di hadapan Sultan Bima, pasukan berkuda itu pun unjuk kebolehan.

Tak berapa lama, tibalah rumah mahligai, yang menjadi inti utama tradisi Hanta Ua Pua. Dalam bahasa Indonesia, hanta ua pua berarti angkat sirih puan, yang diletakkan di atas rumah mahligai. 

Dalam tradisi khas suku Mbojo itu, sebanyak 44 warga Bima yang melambangkan 44 keterampilan mengangkat rumah mahligai berukuran 4 X 4 meter yang dinaiki Penghulu Melayu atau Ulama Bima dan delapan penari, dari Kampung Melayu tempat para penyebar Islam tinggal hingga Istana Asi Mbojo.

Usai rumah mahligai masuk ke istana disertai 99 telur rebus hias yang melambangkan nama-nama Allah SWT atau asmaul husna, Penghulu Melayu pun menemui Sultan Bima dan menyerahkan kitab suci Al Quran, agar diamalkan oleh Sultan Bima—saat ini merupakan Bupati Bima Ferry Zulkarnain.

Usai acara, warga pun memburu 99 butir telur asmaul husna. Tak hanya penonton, pengisi acara, bahkan penjaga keamanan pun turut berebut telur itu. Bahkan, seorang ibu harus mengenakan helm agar tidak cedera saat berdesakan.(SHA)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.