Sukses

Arti Selat Hormuz bagi Dunia

Selat Hormuz adalah satu-satunya jalur pengiriman minyak keluar Teluk Persia. Dalam sehari, 15 tanker yang membawa 16.5 hingga 17 juta barel minyak melewati Selat Hormuz.

Liputan6.com, Jakarta: Perseteruan Iran versus Amerika Serikat semakin memanas. Terkait program nuklir, muncul usulan untuk menambah sanksi berupa pembekuan aset-aset bank sentral Iran dan mengembargo ekspor minyak.

Rencana sanksi tak membuat Iran melemah. Seperti dilansir BBC Indonesia, Wakil Presiden Iran Mohammad Reza Rahimi menegaskan jika sanksi dijatuhkan makan tidak ada setetes pun minyak yang dapat melewati Selat Hormuz.

Pernyataan senada dikeluarkan Kepala Staf Angakatan Laut Iran Laksamana Habibollah Sayari. Menurut Sayari menutup Selat Hormuz adalah sebuah pekerjaan yang sangat mudah. Lebih gampang dibandingkan meminum segelas air.

Pernyataan dua pejabat Iran langsung mematik balasan dari AS. Juru bicara AS Letnan Rebecca Rebarich menyatakan pihaknya akan selalu siap melawan apabila ada penyimpangan dalam kebebasan navigasi di area tersebut.

Selat Hormuz adalah satu-satunya jalur pengiriman minyak keluar Teluk Persia. Dalam sehari, menurut U.S. Energy Information Administration, ada 15 tanker yang membawa 16.5 hingga 17 juta barel minyak bumi melewati Selat Hormuz.

Jumlah itu menyumbang 90 persen eskpor minyak dari negara-negara pengeskpor di pesisir Teluk Persia, dan hampir 40 persennya dari seluruh konsumsi minyal dunia. Begitu pentingnya selat yang memisahkan Iran dengan Uni Emirat Arab ini.

Lalu, bila Iran mewujudkan ancaman itu tentu memberikan konsekuensi serius bagi perekonomian dunia karena akan mengurangi pasokan minyak mentah dan gas alam cair. Dunia yang dikomandani AS beserta sekutunya tak akan tinggal diam menjaga dalam kelancaran pasokan minyak di selat tersebut.

Inggris, misalnya. Sekretaris Pertahanan Inggris Philip Hammond mengatakan pihaknya akan berupaya membongkar blokade selat tersebut bila ancaman itu dilakukan Iran. "Karena sepertiga pasokan minyak dunia melawati selat tersebut dan akan mengancam pertumbuhan ekonomi dunia termasuk Eropa," jelas dia.

Tak hanya Eropa, Indonesia akan terkena imbasnya. Menurut pengamat pertambangan, Kurtubi, bila Iran menutup selat itu akan membuat harga minyak dunia naik ke level US$ 150 per barel. Indonesia dipastika kekurangan BBM lebih dari 30 persen. Hal itu sama saja Indonesia akan kehilangan 1/3 BBM di pasar dalam negeri.(JUM)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini