Sukses

Mitt Romney: Peluang Seorang Mormon

Mitt Romney dipandang sebagai orang kuat bakal calon presiden dari Partai Republik, yang akan bersaing dengan barack Obama pada pemilu November mendatang. Tapi Romney adalah seorang penganut Mormon yang masih kontroversi di negeri adidaya itu.

Setiap Selasa di minggu pertama November, empat tahun sekali, rakyat Amerika memilih presiden baru mereka. Jadi, Jum’at, 2 November 2012 nanti, rakyat Amerika akan kembali memilih Presiden baru mereka.

Partai Demokrat yang kini berkuasa, kembali mencalonkan Presiden Barack Obama. Sementara pesaing beratnya Partai Republik, kini baru memasuki Kaukus Iowa untuk menentukan siapa calon penantang Barack Obama nanti.

Kaukus Iowa adalah pertemuan para pendukung Partai Republik di Iowa. Kaukus Iowa ini dipandang penting karena siapa yang memperoleh suara tertinggi, biasanya akan menjadi calon presiden dari Partai Republik untuk maju di pemilihan Presiden.

Satu nama kuat yang muncul adalah Mitt Romney. Mantan Gubernur Massachusetss ini lebih diunggulkan dari kandidat lainnya seperti anggota Kongres dari Minnesota, Michele Bachmann, dan mantan anggota Kongres Newt Gingrich. 

Romney sebelumnya pernah mencoba peruntungan di tahun 2008 lalu, tapi kalah oleh John McCain. McCain sendiri akhirnya dikalahkan oleh Barack Obama yang menjadi calon Presiden dari Partai Demokrat.

Menarik untuk melihat peluang Mitt Romney. Meski Republik kerap dianggap "tidak becus" memimpin ekonomi, malah cenderung membangkrutkan ekonomi Amerika, tapi selama kepemimpinan Obama, Amerika belum juga keluar dari krisis ekonomi.

Pengamat menilai, pidato awal tahun Obama yang berjanji akan meningkatkan angka lapangan kerja belum tentu menarik bagi rakyat Amerika yang senang dengan budaya instan. Tiga tahun mungkin dipandang cukup bagi Obama untuk memulihkan ekonomi Amerika yang masih sakit.

Sosok Mitt Romney sendiri cukup kontroversial, karena dia adalah penganut Mormon. Di tengah mayoritas masyarakat Amerika yang menganut Kristen Protestan, Mormon yang mulai berkembang di Amerika tahun 1830-an (dan sempat dianggap sesat karena tidak mempercayai Yesus sebagai anak Allah dan tidak mempercayai Trinitas) menjadi perdebatan yang menarik.

Dalam sejarah pemilihan presiden di Amerika Serikat berlaku mitos WASP (White, Anglo Saxon and Protestan). Seorang Presiden haruslah berkulit putih, Anglo Saxon dan beragama Kristen Protestan.

Dalam sejarah pemilu, mitos ini nampaknya hanya dua kali dilanggar yaitu saat seorang Katholik bermana John F Kennedy terpilih, dan ketika seorang kulit hitam Barack Obama berhasil memimpin negeri adidaya itu.

Pada pemilu 2008, mayoritas rakyat Amerika memilih Obama bukan hanya sekedar anti rasial, tapi juga mulai bosan dengan sosok "orang kaya atau kaum silver spoon in his mouth" seperti dinasti Bush. Rakyat Amerika menginginkan perubahan, sebagaimana jargon kampanye Obama.

Lalu apa kelebihan Romney bagi rakyat Amerika? Akankah Romney mendapatkan dukungan meski ia penganut Mormon? Franklin Graham "anak seorang penginjil terkenal di Amerika Serikat, Billy Graham" mengungkapkan dukungannya pada Romney. Dalam sebuah wawancara dengan CNB News, Franklin Graham menyebutkan boleh saja umat Kristiani memilih Mitt Romney.

Graham berpendapat, "Saya pikir ketika kita memilih presiden, kita perlu mendapatkan orang yang benar-benar paling berkualitas. Anda mungkin memiliki orang terbaik dan juga pemeluk agama Kristen, tetapi pada kenyataannya ia sama sekali tidak memiliki pengetahuan akan bagaimana menjalankan sebuah negara. Anda tentu takkan menjadikan mereka sebagai pemimpin Anda bukan?"

Graham melanjutkan, "Anda pasti ingin seseorang yang mengerti tentang Washington, pemerintahan, dan yang bisa membawa rakyat ini bersama-sama bergerak memajukan negara ini. Mitt Romney adalah orang yang sangat mampu memegang tanggung jawab ini, saya kenal dia, saya juga tahu Newt Gingrich, Michelle Bachman, dan Rick Santorum. Ada begitu banyak kandidat yang termasuk dalam kategori saya ini,"

Pandangan Franklin Graham ini sebetulnya tidak begitu jauh dari pandangan sang ayah, Billy Graham. Dalam sebuah surat pribadinya 10 Agustus 1960 pada Kennedy terungkap, meski dirinya akan memilih Richard Nixon, tapi Billy Graham tidak pernah sekalipun melarang rakyat Amerika memilih seseorang yang beragama Katholik Roma sebagai Presiden Amerika.

Saat John F Kennedy dimakamkan akibat pembunuhan di Dallas, 22 Nopember 1963, hanya Billy Graham satu-satunya pendeta Protestan yang hadir di jajaran depan bersama keluarga besar Kennedy.

Faktor penting lainnya bagi Romney adalah dukungan mantan Presiden George W Bush Jr. Dinasti Bush, Raja minyak di negara bagian Texas ini sejak 1960-an memiliki peran besar di Partai Republik. Buktinya, George H W Bush Sr. menjadi wakil presiden selama 8 tahun (1980-1988) dan 4 Tahun (1988-1992) menjadi presiden. Sedangkan anaknya Geroge Bush Jr. menjadi Presiden Amerika selama 8 tahun (2000-2008). Artinya selama 20 tahun sejak 1980 hingga 2008, dinasti Bush memiliki peran penting di Partai Republik.

Jika saja Obama nanti akan bertemu Romney, maka mitos WASP akan habis, tinggal kemudian siapa diantara kedua kandidat ini yang mampu meyakinkan rakyat Amerika, membawa mereka keluar dari kemelut ekonomi.



Raymond Kaya
Redaktur Eksekutif Liputan6.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.