Sukses

Kembangkan Energi Terbarukan, Indonesia Gandeng Negara Mitra

Pemerintah RI menawarkan potensi pengembangan pembangkit listrik tenaga surya dan panas bumi kepada Jepang dan Korea Selatan. "Kita menawarkan potensi investasi di sektor energi dan sumber daya mineral. Respons dari pengusaha asing cukup antusias," kata Menteri ESDM Jero Wacik.

Liputan6.com, Nusa Dua: Banyak komitmen maupun kesepakatan tercipta dalam rangkaian pertemuan puncak ASEAN di Nusa Dua, Bali, yang telah berakhir pada Sabtu, 19/11). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), misalnya. Kementerian ESDM mencapai kesepakatan dengan sejumlah negara mitra, terutama Jepang dan Korea Selatan, terkait dengan peluang investasi di sektor energi dan energi terbarukan di Indonesia.

Di sektor energi adalah teknik baru pemanfaatan batu bara ramah lingkungan. Adapun energi terbarukan ini adalah tenaga surya, panas bumi, pembangkit listrik tenaga air skala kecil (micro hydro power). "Tugas dari Presiden [Susilo Bambang Yudhoyono], mencari terobosan energi baru dan energi terbarukan," ucap Jero Wacik yang baru sebulan diangkat sebagai Menteri ESDM, saat konferensi pers di Bali Nusa Dua Convention Center, Sabtu (19/11).

Dalam investasi sektor energi, Menteri ESDM mengungkapkan, pihaknya sudah bertemu menteri ekonomi, perindustrian, dan perdagangan Jepang. Apalagi, Jepang sudah lama berkonstribusi di Indonesia di bidang energi. Menurut Jero, Jepang menawarkan teknik baru pemanfaatan energi batu bara yang ramah lingkungan.

Jero memaparkan, pemerintah RI menawarkan potensi pengembangan pembangkit listrik tenaga surya dan panas bumi kepada Jepang dan Korea Selatan. "Kita menawarkan potensi investasi di sektor energi dan sumber daya mineral. Respons dari pengusaha asing cukup antusias," kata Jero.

Adapun pada KTT ASEAN ini juga dilangsungkan Forum Investasi ASEAN. Ada sekitar 800 pebisnis dan delegasi dari negara-negara ASEAN dan sejumlah negara lainnya yang mengikuti forum tersebut.

Lebih jauh Jero menjelaskan, Jepang melihat potensi energi listrik di Indonesia dan menyatakan komitmen untuk terus meningkatkan investasinya di Indonesia. Satu di antaranya perusahaan elektronik terkenal Jepang, Sharp Corporation yang melirik investasi pembangkit listrik tenaga matahari atau energi surya dengan komitmen investasi sebesar US$ 1 miliar.

Tak hanya Jepang, pengusaha asal Korea Selatan pun berminat membangun pabrik alat penghemat energi. "Pada bulan Maret 2012 akan dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) di Korea Selatan bersamaan dengan kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke sana," ujarnya. Jero mengungkapkan bahwa pengusaha asal kedua negara tersebut serius menanamkan modal investasi di Indonesia. "Kita langsung `tangkap` dan segera ditindaklanjuti," ujarnya.

Jero mengakui, pemerintah memang sedang gencar mengembangkan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan untuk mengganti pembangkit listrik berbasis bahan bakar minyak maupun batu bara. Selain energi panas bumi dan industri piranti penghemat listrik, Kementerian ESDM juga menawarkan potensi investasi pembangkit listrik tenaga mikro hidro.

Di akhir pemaparan, Jero mengungkapkan bahwa banyak investor asing yang ingin investasi di sektor energi terbarukan. "Tugas saya mempermudah yang sulit-sulit," tutur Jero. Dengan demikian, ketahanan energi nasional dapat terwujud.(ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.