Sukses

Pendidikan Karakter, Kunci Kebangkitan Bangsa

Pendidikan karakter menjadi kunci terpenting kebangkitan Bangsa Indonesia dari keterpurukan, untuk menyongsong datangnya peradaban baru.

Liputan6.com, Yogyakarta: Pendidikan karakter menjadi kunci terpenting kebangkitan Bangsa Indonesia dari keterpurukan, untuk menyongsong datangnya peradaban baru. Demikian dikatakan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X di Yogyakarta, Kamis (10/11).

"Oleh karena itu, proses pembelajaran harus mengedepankan pemberadaban bangsa," katan Sri Sultan.

Menurut Sri Sultan, Dewan Pendidikan harus bisa merumuskan fondasi pendidikan yang berkarakter bagi anak didik, sehingga mereka menjadi cerdas spiritual, sosial, dan nalar, serta memiliki kepribadian yang unggul. Bukan hanya kecerdasan kognitif, tetapi kecerdasan manusia seutuhnya.

"Dengan demikian, Bangsa Indonesia menjadi cerdas dalam politik, ekonomi, dan budaya, serta dalam kehidupan yang religius," kata Sri Sultan.

Sri Sultan mengatakan, Dewan Pendidikan harus dapat merintis gagasan yang besar, tanpa kehilangan predikat fungsinya dalam melakukan supervisi, kontrol, dukungan, dan mediasi terhadap penyelenggaraan pendidikan di DIY. Tugas Dewan Pendidikan, menurutnya, merupakan personifikasi potensi dan harapan masyarakat terhadap dunia pendidikan yang bermutu.

"Dengan demikian, Dewan Pendidikan harus bisa mengungkap permasalah pendidikan dengan membuat prioritas jalan keluarnya," kata Sri Sultan. "Kami mengapresiasi gagasan-gagasan segar tentang penilaian Ujian Nasional, `professor goes to school`, dan `teacher goes to Campus`, karena guru memiliki peran yang sangat sentral."

Menurut Sri Sultan, guru antarbidang studi harus bisa "sharing" untuk meningkatkan kualitas diri, sehingga "output" pendidikan akan semakin bermutu. Apalagi jika para guru mau menimba ilmu di kampus untuk meningkatkan pendidikan.

"Dengan otonomi pendidikan itu kita berprinsip `berpikir global, bertindak lokal`, yang berarti anak didik di bawa ke arah berpikir secara global, tetapi tindakan nyata selalu di sekitar area anak didik. Dengan demikian, meskipun anak didik tumbuh kembang di lingkungan lokal, setiap tindakannya selalu ditempatkan dalam perspektif global," kata Sri Sultan.(Ant/SHA)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini