Sukses

Sejumlah Ormas Gelar Demo Anti-Freeport

Kalau dihitung setahun Freeport bisa meraup penghasilan 70 triliun rupiah. Kalau dikalikan dengan 44 tahun keberadaan Freeport di Indonesia maka keuntungan bersihnya kurang lebih mencapai Rp 3.000 triliun.

Liputan6.com, Jakarta: Dalam rangka memeringati Hari Pahlawan Nasional, beberapa organisasi masyarakat bergabung menggelar unjuk rasa di depan Kantor PT Freeport Indonesia, Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Kamis (10/11). Sejumlah ormas itu adalah FMN, LMND, PMII, FPPI, GSBI, FPBJ, REPDEM, PRP, PRD, ANBTI, INDIES, KPAB, PETISI 28, PEMUDA KEBANGSAAN, dan Solidaritas untuk Perjuangan Buruh Freeport.

Para demonstran mengusung tuntutan agar PT Freeport diusir dari Indonesia. Alasannya adalah kehadiran Freeport di Papua menunjukan kekuatan imperialisme di bumi Indonesia. "Diterbitkannya UU Penanaman Modal Asing No. 1 Tahun 1967 dan UU No. 11 Tahun 1967 semakin mengukuhkan kekuatan kolonialisme imperalisme dalam mengeksploitasi seluruh kekayaan alam Indonesia," kata Ketua Repdem Masinton Pasaribu lewat pesan singkat kepada Liputan6.com.

Menurut Masinton, dari  tahun ke tahun Freeport terus meraup keuntungan besar dari tambang emas, perak, dan tembaga terbesar di dunia. Pendapatan utama Freeport adalah dari operasi tambang emasnya di Indonesia.

Pengakuan Freeport, kata Masinton, penghasilan bersih yang dihasilkan per hari mencapai US$ 20 juta atau jika dikalikan dengan 31 hari hasilnya:  US$ 620 juta atau setara dengan Rp 5,5 triliun. "Kalau dihitung setahun Freeport bisa meraup penghasilan 70 triliun rupiah. Kalau dikalikan dengan 44 tahun keberadaan Freeport di Indonesia maka keuntungan bersihnya kurang lebih mencapai Rp 3.000 triliun, jumlah yang cukup fantastis," katanya lagi. (ARI)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.