Sukses

Pulau Komodo Terus Jadi Perbincangan

Seiring dengan maraknya polemik tentang New 7 Wonders, keberadaan Pulau Komodo juga terus menjadi perbincangan. Berbagai kalangan masyarakat menyampaikan aspirasinya tentang masalah itu, dengan berbagai cara.

Liputan6.com, Jakarta: Seiring dengan maraknya polemik tentang New 7 Wonders, organisasi penyelenggara pemilihan tujuh keajaiban dunia, keberadaan Pulau Komodo juga terus menjadi perbincangan. Berbagai kalangan masyarakat menyampaikan aspirasinya tentang masalah itu, dengan berbagai cara.

Di Solo, Jawa Tengah, berbekal banner dukungan dan beragam reptil, sekelompok anak muda turun ke jalan. Merela meminta masyarakat, agar mendukung Pulau Komodo pada pemilihan itu. karena tak mungkin menggotong komodo ke tengah jalan, mereka memboyong hewan biawak.

Di Kupang, Nusa Tenggara Timur, aparat pemerintah provinsi terlibat langsung dalam kampanye pemenangan Pulau Komodo. Para pegawai pemda bersama-sama mengirimkan dukungan melalui pesan pendek (SMS) ke nomor 9818.

Di Subang, Jawa Barat, himbauan untuk mendukung melalui SMS disampaikan lewat upacara bendera di sebuah sekolah. Maka, para siswa pun beramai-ramai mengirimkan dukungannya.

“SMS dukungan untuk Komodo di atas seratus juta suara. Dalam sehari, rata-rata bisa mencapai 17 juta suara,” jelas Duta Komodo Jusuf Kalla.

Sebaliknya, gerakan menolak ajang pemilihan itu juga bermunculan di tengah masyarakat. Terlebih lagi di dunia maya. Beragam alasan dikemukan, baik terkait panitia yang tidak kredibel maupun karena dianggap menyedot uang banyak sebagai tuan rumah.

"Saya kirim SMS. Buat kita, kayak krisis aja, kenapa gak bisa menang," kata Masyur.

"Ini kan hewan langka. Ini merupakan omzet (aset, Red) buat kita dan negara asing," kata Zaenal Abidin.

"Menurut saya, itu kan bintang langka dari zaman prasejarah. Jadi, termasuk ajaib bisa ada sampai sekarang. Dan bisa menjadi kebanggaan buat Indonesia," kata Nadia.

"Emang pantes Komodo. Kan, cuma satu-satunya di dunia, yang kadal raksasa. Saya sudah mengirimkan banyak SMS dan tidak merasa rugi. Kan cuma Rp 1 per SMS," kata Ayub.(SHA)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini