Sukses

Empat Dekade Kekuasaan Khadafi Penuh Kontroversi

Muammar Khadafi mulai memimpin Libia di usianya yang ke-27. Sejak itulah ia dikenal sebagai seorang pemimpin yang tak hanya nyentrik, tapi juga penuh kontroversial.

Liputan6.com, Tripoli: Muammar Khadafi mulai memimpin Libia di usianya yang ke-27. Sejak itulah ia dikenal sebagai seorang pemimpin yang tak hanya nyentrik, tapi juga penuh kontroversial. Kolonel Muammar Khadafi berkuasa dari 1969 setelah ia menggulingkan Raja Idris dalam sebuah kudeta militer hingga Agustus lalu saat pejuang Dewan Transisi Nasional (NTC) menyerbu kompleksnya di Tripoli [baca: Akhir Sepak Terjang "Singa Tua dari Libia"].

Pada Kamis (20/10), pejabat Dewan Transisi Nasional (NTC) mengatakan mantan pemimpin Libia tersebut dilaporkan tewas saat pasukan NTC merebut kekuasaan atas kota kelahiran Khadafi, Sirte. Sirte juga merupakan benteng terakhir yang masih dikendalikan oleh para loyalis Khadafi.

Seperti dilansir laman VOA Indonesia, Kolonel Khadafi mendapatkan reputasi sebagai seorang pemimpin yang eksentrik, termasuk dengan gaya berpakaiannya yang nyentrik: perpaduan jubah panjang dan kulit binatang. Dan, tak ketinggalan mengikuti Khadafi ke mana-mana adalah para pengawal perempuannya. Saat menjabat Presiden Amerika Serikat, Ronald Reagan menjulukinya "anjing gila dari Timur Tengah," merujuk pada berbagai keputusan politiknya yang kontroversial.

Khadafi mendukung sejumlah gerakan revolusioner di berbagai negara, termasuk di Chad dan Iran. Ia juga dituduh mensponsori berbagai kelompok militan Islam.

Pada 1986, Presiden AS Reagan memerintahkan serangan udara di Libia atas dugaan keterlibatan pemerintah Khadafi dalam pengeboman klub malam di Jerman yang menewaskan dua prajurit AS. Anak perempuan angkat Khadafi tewas dalam serangan AS tersebut.

Hanya dua tahun kemudian, Libia dituding mendalangi pengeboman Pan Am penerbangan 103 di atas Kota Lockerbie, Skotlandia. Insiden tersebut menewaskan 270 orang. Pada 2003, Khadafi mengaku bertanggung jawab atas serangan itu dan setuju membayar kompensasi lebih dari dua miliar dolar AS kepada keluarga para korban.

Pada tahun yang sama, pemimpin Libia setuju untuk mengutuk terorisme dan senjata pemusnah massal. Ini membuka jalan bagi pencabutan sanksi AS dan Eropa yang diberlakukan setelah pengeboman diskotek di Jerman, dan memulihkan hubungan diplomatik Libia dengan Amerika dan negara-negara Eropa. Perserikatan Bangsa-Bangsa juga mengangkat sanksi yang terkait dengan pemboman Lockerbie.

Mulai Februari tahun ini, Khadafi berjuang mempertahankan kekuasaannya di tengah pemberontakan besar-besaran di negaranya. Ia berada di bawah tekanan internasional untuk mundur, terutama setelah menanggapi pemberontakan dengan kekerasan yang mematikan. Tindakan keras pemerintah Khadafi terhadap para pengunjuk rasa mendorong sanksi internasional baru terhadap Libia. Hingga pada Maret silam, pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) memulai serangan udara melawan pasukan Khadafi di bawah mandat PBB untuk melindungi rakyat Libia.

Lahir pada 1942 dari sebuah keluarga etnis Badui Arab di padang pasir Libia, Khadafi lulus dari Universitas Libia sebelum kemudian menjadi seorang perwira tentara.

Kurang dari satu dekade setelah mengambil kendali negara di usianya yang ke-27, ia menciptakan sebuah sistem pemerintahan yang disebut "Jamahiriya," bahasa Arab untuk "negara massa". Dalam teori, sistem ini dijalankan oleh Komite Rakyat, dengan Khadafi sebagai "Pemimpin dan Pemandu Revolusi". Tapi pada kenyataannya, ia menentang segala bentuk perbedaan pendapat dan selama pemerintahannya ia menjadi target beberapa upaya pembunuhan.

Khadafi adalah seorang pendukung kuat bagi ideologi persatuan Arab dikenal sebagai Pan-Arabisme, dan juga memimpin upaya menyatukan negara-negara Afrika di bawah ideologi Pan-Afrika.(ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini