Sukses

Petani Kentang Terus Merugi

Kentang kualitas sedang yang tadinya bisa mereka jual Rp 4.000 per kilogram, kini hanya dijual Rp 2.500 ribu. Para petani terus merugi karena berupaya mengikuti harga kentang impor.

Liputan6.com, Wonosobo: Satu per satu produk pertanian nasional terancam gulung tikar akibat impor produk pangan yang tak terkendali. Sejumlah petani kentang di dataran tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah, merugi akibat kebijakan tersebut.

Menurut petani kentang Akhmad, baru-baru ini, harga kentang lokal anjlok akibat membanjirnya kentang impor dari Cina dan Bangladesh. Kondisi ini membuat dirinya dan petani lain seakan tak mempunyai masa depan.

Kentang kualitas sedang yang tadinya bisa mereka jual Rp 4.000 per kilogram, kini hanya dijual Rp 2.500 ribu. Para petani terus merugi karena berupaya mengikuti harga kentang impor.

Aminati, petani kentang lain, kerugian mencapai Rp 15 juta hingga Rp 20 juta per hektare. Sebagian petani sudah bersiap beralih ke tanaman lain seperti bawang putih dan merah.

Namun nasib buruk petani kentang yang tersandung impor seakan belum menggerakkan pemerintah. Menteri Pertanian Suswono dan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu hanya bisa saling tuding.

Hingga kini belum ada aturan mengenai tata niaga produk kentang. Namun pemerintah punya kewajiban melindungi produk dalam negeri di era perdagangan bebas seperti saat ini. Apalagi pertanian menjadi salah satu sektor yang menyerap jutaan tenaga kerja.(ULF)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini