Sukses

Bentrokan Warga di Klungkung Merugikan Bali

Tawuran antarwarga seolah sedang menjadi tren. Di Kecamatan Semarapura, Kabupaten Klungkung, Bali tawuran antarwarga, Sabtu (17/9) malam mengakibatkan seorang warga tewas.

Liputan6.com, Denpasar: Tawuran antarwarga seolah sedang menjadi tren. Di Kecamatan Semarapura, Kabupaten Klungkung, Bali tawuran antarwarga terjadi antara penduduk Kemoning dengan Budaga, Sabtu (17/9) malam. Dalam peristiwa kekerasan ini, seorang warga tewas, puluhan orang lainnya terluka termasuk anggota polisi. 

Wakapolres Klungkung Kompol I Gde Suwahyu mengatakan seorang warga I Ketut Ariaka (56) tewas saat dirawat di RSUP Sanglah, Denpasar. Ariaka disebut-sebut terluka parah akibat tembakan di bagian kepala.

Bentrokan berdarah antarwarga yang saling berdekatan itu dipicu oleh perebutan Pura Dalem, kuburan (Setra), dan Pura Prajapati sebuah tempat suci di dalam area kuburan. Konflik warga antarbanjar ini sebenarnya telah terjadi sejak pertengahan 2010 silam dan telah dilakukan berbagai upaya perdamaian oleh pejabat daerah, tokoh masyarakat dari keduabelah pihak, dan polisi setempat.

Ketegangan terjadi, Sabtu (17/9) sore sekitar pukul 16.00 saat puluhan warga desa adat Kemoning membawa plang tapal batas ke arah barat ke Jalan Flamboyan, Klungkung dan aksi itu distop petugas gabungan Brimob dan Dalmas karena di sisi berlawanan warga Budaga juga bersiap-siap melawan. Situasi panas itu pun pecah setelah ada lemparan batu dari arah dari salah satu kelompok yang bertikai. Tawuran terbuka tak terelakkan lagi. Bahkan polisi tak kuasa melerai gontok-gontokan fisik dari kedua kubu warta tersebut.

Polisi yang berada di antara kedua kubu akhirnya melepaskan tembakan ke udara dan ke bawah. Akibatnya 26 orang dari keduabelah pihak yang bertikai terluka.

Sementara itu, pihak rumah sakit yang merawat para korban menjelaskan, sebagian korban yang dirawat itu akibat kena peluru karet. Upaya untuk melakukan tindakan operasi mengeluarkan peluru karet dari tubuh korban terus dilakukan.

Seorang warga Budaga, Putu Putra Astra yang menderita luka tembak di punggungnya mengisahkan waktu itu sebenarnya situasi cukup tenang. Namun secara tiba-tiba suasana berubah dan terjadilah tawuran itu. Kini suasananya masih tegang.

Kapolda Bali Irjen Pol Totoy H Indra malam itu juga langsung meninjau lokasi tersebut. Sementara itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika menemui kedua warga desa itu pada hari Minggu pagi (18/9).

Kalau saja warga mampu mengendalikan diri dengan sad ripu, sebuah nilai yang begitu dikenal di Bali yakni enam musuh yang ada dalam diri sendiri, keenam musuh itu meliputi kama (nafsu), loba (rakus), moha (bingung), moda (mabuk), keroda (marah) dan matsarya (iri hati) maka bentrokan tersebut tak perlu terjadi.

Bentrokan antarwarga ini sangat merugikan citra Bali yang selama ini dikenal sebagai tempat wisata yang masyarakatnya begitu damai dan sangat toleran. (ANT/Vin)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini