Sukses

Ada Apa dengan Tol Cipularang?

Tol Cipularang menjadi momok bagi siapa yang melintas di jalur Jakarta-Bandung ini. Apalagi sejak maut merenggut nyawa Virginia Anggraeni istri Saipul Jamil di KM 97.

Liputan6.com, Jakarta: Tingginya angka kecelakaan selama musim mudik 2011 menjadi perhatian pemerintah khususnya Kementerian Perhubungan. Kecelakaan selama musim mudik dan balik salah satunya menimpa penyanyi dangdut Saipul Jamil yang mengakibatkan istrinya meninggal dunia di Tol Cipularang.

Tol Cipularang jadi momok bagi siapa yang melintas di jalur Jakarta-Bandung ini. Apalagi sejak maut merenggut nyawa Virginia Anggraeni istri Saipul Jamil di KM 97 disusul kecelakaan tragis di KM 93 yang mengakibatkan enam tewas. Publik pun bertanya-tanya, ada apa dengan Tol Cipularang.

Belakangan Saipul Jamil ditetapkan sebagai tersangka karena dianggap telah melanggar UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang kelalaian pengemudi yang mengakibatkan kecelakaan. Penetapan tersangka Saipul tentu jadi beban moral tersendiri bagi sang artis yang ditinggalkan istri yang baru dinikahi enam bulan.

Namun banyak pihak menduga tak hanya faktor human error. Kondisi infrastruktur Cipularang patut dipertanyakan, salah satunya kountur jalan yang berkelok dan faktor angin. Demi mengurangi kemungkinan kecelakaan di Cipularang, Departemen Perhubungan akan memperbaiki sarana dan rambu jalan.

Ritual mudik memang sudah menjadi tradisi tahunan yang tak terhindarkan. Hampir seluruh moda transportasi darat dipastikan penuh dengan pemudik. Meski sudah menjadi tradisi, pemerintah tampak tak cukup sigap menghadapi berbagai persoalan seputar mudik khususnya menekan angka kecelakaan.

Data kecelakaan mudik 2011 dari Polri mencatat adanya kenaikan signifikan terhadap angka kecelakaan yakni 30,58 persen. Dan terbesar kasus kecelakaan dialami pengendara sepeda motor. Data juga menunjukkan adanya penurunan jumlah penumpang untuk moda transportasi darat seperti kereta api dan bus.

Ini membuktikan pemudik nyatanya lebih senang untuk menggunakan kendaraan pribadi untuk pulang ke kampung halamannya. Sarana angkutan massal yang belum memadai dan tidak bisa memberikan rasa nyaman diduga jadi penyebabnya. Penyedia jasa angkutan umum diminta memberikan kenyamanan bagi pelanggannya.(JUM)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.