Sukses

Steve Jobs Mundur, Saham Apple Anjlok

Mundurnya Steve Jobs sebagai CEO Apple mendapat tanggapan negatif dari pasar.Saham Apple langsung anjlok 5,1 persen.

Liputan6.com, Jakarta: Keputusan Steve Jobs untuk mundur dari posisinya sebagai CEO Apple mendapat tanggapan negatif dari pasar. Setelah pengumuman tersebut harga saham Apple, Kamis (25/8) anjlok tajam, dan turut mempengaruhi penurunan indeks berjangka S&P 500. Harga saham Apple membukukan penurunan sebesar 5,1% dan kapitalisasi senilai 52 miliar dolar AS hilang dari pasar saham AS.

Mundurnya Jobs sebagai CEO perusahaan yang berkali-kali masuk ke dalam daftar paling inovatif tersebut, menekan kepercayaan para pemegang saham, meskipun CEO saat ini Tim Cook telah didapuk sebagai pengganti Jobs. Hal ini memang tidak mengherankan sebab kehilangan Steve Jobs sebagai icon dari perusahaan berlogo apel yang telah digigit ini merupakan shock yang cukup besar bagi para investor.

Jobs, tidak dapat diragukan lagi, merupakan tokoh utama di balik kesuksesan Apple Inc. Harga saham Apple telah mengalami peningkatan sebesar 9020% sejak 29 Juli 1997, satu hari sebelum San Francisci Chronicle melaporkan bahwa Steve Jobs akan diangkat sebagai CEO interim.

Pada periode kepemimpinan Jobs tersebut nilai saham Apple mengalami peningkatan tajam ke 348,7 miliar dolar AS dari 2,08 miliar dolar AS. Apple bahkan mengalahkan Exxon Mobil Corp dan pada Agustus ini menjadi perusahaan paling bernilai di dunia.

Di bawah kepemimpinan Jobs, nilai saham Apple melejit kencang karena gadget-gadget yang diproduksi merupakan sebuah revolusi bagi dunia teknologi, bahkan juga telah mengubah raut wajah industri music digital dunia. Perhatian Jobs kepada detail dan penekanan kepada produk-produk yang ramah konsumen telah membuat Apple dengan mudah mengalahkan para pesaingnya, dan mengambil pangsa pasar yang loyal di kalangan konsumen gobal.

Sejalan dengan pengembangannya, Apple dengan sukses menciptakan rival dari berbagai lini bisnis, mulai dari Google hingga IBM. Sebelumnya Jobs juga pernah mengajukan cuti untuk mengatasi masalah kesehatannya, akan tetapi saat itu kepercayaan pasar tidak terguncang terlalu besar.

Pada periode Agustus - Oktober 2004 saat Jobs cuti, harga saham mengalami kenaikan sebesar 26%. Sementara pada cuti keduanya periode Januari - Juni 2009, saham Apple mengalami kenaikan sebesar 66%.

Revolusioner Bidang Teknologi Terbaik Abad Ini, Co-founder Apple Steve Wozniak menyatakan bahwa keputusan mundur Jobs dari posisinya sebagai CEO Apple tidak diragukan akan memukul, tapi ia menegaskan bahwa budaya perusahaan tidak mengalami perubahan drastis akibat mundurnya Jobs.

Apple memiliki puluhan ribu karyawan dan kualitas produk yang telah diciptakan merupakan bukti kualitas dari para karyawan tersebut. Wozniak juga menyatakan keyakinannya bahwa Steve Jobs akan selalu dikenang sebagai salah seorang revolusioner di bidang teknologi terhebat di masanya. Wozniak yakin bahwa sejarah kehebatan Jobs masih akan dibicarakan hingga 100 tahun mendatang.

Brian Barish dari Combiar Investor LLC menyatakan bahwa keputusan mundur Jobs sebagai CEO memang menyedihkan, tapi tidak mengejutkan. Pertanyaan saat ini adalah bagaimana visi Apple ke depan sepeninggalan Jobs tersebut untuk melanjutkan pengembangakan posisi pasar mereka.

Perusahaan yang kehilangan seorang visionernya bukan menjadi alasan untuk kehilangan kesuksesan. Sementara itu Matt McCormick dari Bahl & Gaynor Inc., mengatakan bahwa harga saham Apple masih berpotensi mengalami penurunan hingga Tim Cook dapat meyakinkan investor dan mendemonstrasikan nilai dirinya. Bagi Apple hal ini bukanlah merupakan akhir dari segalanya, melainkan akhir dari sebuah babak.

Alfred Pakasi, Managing Director Vibiznews.com berpendapat babak baru Apple yang dinakhodai Tim Cook sungguh bukan era yang mudah, saat mana pesaing-pesaing Apple gencar bersinergi untuk menguatkan inovasi teknologi dan penguasaan pasar mereka. Kita melihat di kelompok pasar smartphone : Google yang baru saja mengakuisisi Motorolla Mobility untuk mengencangkan cengkraman pasar android, atau Nokia yang bergandengan tangan dengan Microsoft, serta juga Samsung yang agresif dengan produk-produk baru yang inovatif dan head-to-head menantang Apple.

Inovasi akan selalu menjadi kata kunci untuk mempertahankan kinerja Apple di masa mendatang. Ini merupakan ujian bagi seorang Tim Cook di posisinya sebagai CEO baru Apple. Sementara ini, para investor terkait terpaksa menerima dulu kenyataan harga saham yang melorot; dan bagi konsumen produk teknologi, bersiaplah dengan lebih banyaknya pilihan dari berbagai merk untuk pasar gadget. (http://www.vibiznews.com/mla)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.