Sukses

KPK Tentukan "Hitam-Putih" Kasus Nazar

Namun menurut anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo, dalam menangani kasus Nazaruddin, Komite Etik KPK sebaiknya ikut melakukan pengawasan.

Liputan6.com, Jakarta: Wakil Bendahara Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar yang juga anggota Komisi III DPR, Bambang Soesatyo, menyatakan Komisi Pemilihan Umum atau KPK akan memainkan peran sangat penting serta menentukan sekali atas "hitam putih" kasus Muhammad Nazaruddin.

"Publik kan sudah mencatat semua yang dikatakan Nazaruddin. Dan ingat, publik Indonesia tidak lagi sebodoh yang dipikir para elite," ujar Bambang kepada Antara di Jakarta, Ahad (14/8).

Karena itu, ia menilai, konsistensi dan atau inkonsistensi Nazaruddin, sedikit banyak ditentukan oleh bagaimana KPK memperlakukan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat (tapi masih tercatat sebagai anggota Fraksi Partai Demokrat di DPR) tersebut.

"Oleh karena muatan kepentingan politik dalam kasus ini cukup tinggi (terutama juga di internal faksi-faksi Demokrat), maka kita semua warga hanya berharap, KPK tetap independen dan fokus pada aspek penegakan hukum," tegasnya.

Ia sekaligus mengingatkan, untuk menghilangkan kecurigaan publik seputar keberpihakan KPK dalam menangani kasus Nazaruddin, Komite Etik KPK sebaiknya ikut melakukan pengawasan.

"Saran ini relevan, mengingat, penanganan kasus Nazaruddin ini melibatkan banyak tokoh penting. Dan, dikhawatirkan ada skenario melokalisir aktor utama kasus dugaan suap proyek wisma atlet ini hanya pada Nazaruddin, bukan nama lain," ungkapnya. Keterlibatan pihak lain yang independen, menurut Bambang, sangat penting, untuk meyakinkan publik.

"Setelah KPK diguncang oleh tuduhan Nazaruddin, apa jaminannya bahwa tidak ada pimpinan KPK yang mendendam dan membatasi kesaksian dan keterangan Nazaruddin? Apalagi, tas milik Nazaruddin yang diduga menyimpan banyak data dan bukti penting sudah disita KPK," tandasnya.

Harapan publik, imbuh Bambang, KPK memberi akses bagi Nazaruddin untuk tetap "bernyanyi merdu", seperti sebelum dia ditangkap. "Dengan begitu, publik yakni Nazaruddin tidak berada dalam tekanan dari pihak mana pun. Sebaliknya, jika nyanyian Nazaruddin mendadak sumbang, publik akan berkesimpulan, bahwa dia berada dalam tekanan," katanya.

Bambang menambahkan pula, sosok Nazaruddin kini, bagi sejumlah orang penting di negara kita, telah menjadi "momok" atau hantu. "Selain orang-orang dari dalam KPK sendiri, ada menteri, petinggi partai, dan sejumlah anggota DPR RI yang kini menjadikan Nazaruddin musuh bersama. Karena, dia dianggap telah menghancurkan karier mereka," ujarnya.

Kini, menurutnya, setelah Nazaruddin "tertangkap" (ditemukan), mereka tentu tidak akan tinggal diam. "Dengan peta persoalan seperti ini, sulit bagi publik untuk percaya dan yakin, bahwa KPK tidak akan diintervensi oleh orang-orang penting yang profilnya sudah dicabik-cabik Nazaruddin," kata Bambang.(ANS/Ant)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini