Sukses

Oposisi Tolak Ajakan Dialog Presiden Assad

Kalangan oposisi Suriah menyatakan demonstrasi antipemerintah akan berlanjut setelah mereka menolak pidato Presiden Bashar al Assad yang menyatakan akan mengadakan dialog nasional.

Liputan6.com, Damaskus: Hanya beberapa menit setelah pidato Presiden Bashar al Assad disiarkan langsung oleh media elektronik pemerintah pada Senin (20/6), gelombang demonstrasi baru dilaporkan bergulir di beberapa kota. Seorang juru bicara aktivis mengatakan mereka tidak lagi menuntut reformasi, tapi pergantian pemerintah.

Dalam pidato nasional yang disiarkan secara langsung, Presiden Assad menuduh orang-orang yang dia sebut pelaku sabotase mencoba mengeksploitasi tuntutan sah warga mengenai reformasi. Menurut Assad, orang-orang tersebut mencoreng citra Suriah dalam demonstrasi tiga bulan terakhir.

Menurut para aktivis, ada sekitar 1.300 orang sipil dilaporkan tewas dalam gelombang demonstrasi antipemerintah di berbagai tempat di Suriah. Lebih dari 300 tentara dan polisi juga tewas dalam aksi antipemerintah tersebut.

Berbicara dalam pidato kepada massa pendukungnya di Universitas Damaskus, Assad menyatakan penyesalan atas korban jiwa dalam demonstrasi. Dia menyatakan bangsa Suriah dan dia sendiri merasa kehilangan para korban.

Ketika menanggapi pidato Assad, seorang aktivis lain dari kubu oposisi mengatakan pidato Assad ditujukan kepada orang-orang yang loyal kepadanya, bukan kepada para penentangnya. Namun sebaliknya, para pendukung Presiden Assad mengatakan pidato Senin itu membesarkan hati dan tanggap terhadap tuntutan bangsa Suriah.

Presiden Assad dalam pidatonya menyatakan "pelaku sabotase" harus dikucilkan. "Yang terjadi dewasa ini tidak ada sangkut pautnya dengan reformasi, itu terkait dengan vandalisme," kata Assad, seraya menambahkan: "Tuntutan di jalan tidak bisa menjadi pembenar untuk menimbulkan kerusakan bagi negara ini."

Presiden Suriah juga mengatakan suatu badan dialog nasional akan diciptakan untuk menyusun rencana reformasi, dan sebuah komite lain akan diciptakan untuk mengkaji konstitusi. "Kita harus memberikan kesempatan kepada dialog ini, sebab masa depan Suriah bergantung padanya," kata Assad. Ia pun mengharapkan paket reformasi akan rampung paling lambat September mendatang.

"Tuntutan di jalan tidak bisa menjadi pembenar untuk menimbulkan kerusakan bagi negara ini." Assad juga mengimbau ribuan warga Suriah yang mengungsi ke Turki agar pulang ke rumah masing-masing secepat-cepatnya.

Pemimpin Suriah secara khusus menyinggung warga Jis al Shughour, tempat pasukan pemerintah baru-baru ini mengambil alih kendali kota tersebut setelah tindak kekerasan yang menelan lebih dari 100 korban jiwa dari pihak aparat keamanan. "Negara akan melindungi mereka. [Aparat] itu di sana untuk melindungi mereka," katanya.

Assad menyampaikan pidato tersebut satu hari setelah kalangan aktivis oposisi mengumumkan pembentukan sebuah lembaga untuk memimpin perjuangan melawan rezimnya. Dewan tersebut menyeru warga agar bekerja sama di semua kota dan provinsi Suriah untuk mencapai tujuah sah merobohkan rezim dan mengadilinya.(ANS/BBC Indonesia)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini