Sukses

Hati-hati Perbaiki Gigi Anda!

Menjaga kesehatan tubuh termasuk merawat gigi sudah jadi gaya hidup sebagian warga di kota besar. Mahalnya ongkos merawat dan memperbaiki gigi di klinik membuat sebagian orang memutuskan pergi ke tukang gigi yang biayanya relatif lebih murah.

Liputan6.com, Jakarta: Siapa yang tak ingin sehat jasmani maupun rohani? Siapa yang tak ingin tampil sempurna? Segala daya upaya dikerahkan setiap individu untuk memperelok penampilan dari mulai ujung rambut hingga ke ujung kuku.

Nah, ada satu hal lagi yang pasti akan berpengaruh banyak pada penampilan seseorang. Senyum indah yang tercipta dari susunan gigi apik dan sehat.

Gigi dan juga kesehatan mulut sudah disadari sebagian orang sebagai bagian tubuh yang tidak hanya harus dirawat dan dijaga kesehatannya. Tapi, diperbaiki sedemikian rupa agar penampilan makin sempurna.

Menjawab antusiasme masyarakat berbagai tempat perawatan gigi bermunculan. Dokter gigi jadi pilihan satu satunya untuk merawat gigi. Namun tunggu dulu, ternyata dokter bukanlah satu-satunya tempat untuk memperindah bentuk gigi. Ada satu profesi penyedia jasa yang juga dilirik orang, yakni tukang gigi.

Tak sulit menemukan tempat praktik para tukang gigi ini. Di pinggir-pinggir jalan usaha jasa yang hanya mengandalkan keterampilan ini kian menjamur. Namun keberadaan mereka bukannya tak menimbulkan kontroversi. Sejauh mana kompetensi dan keahlian tukang gigi dalam hal memperbaiki masalah gigi dan mulut wajib diketahui lebih dulu oleh calon pasiennya.

Menurut peraturan Menteri Kesehatan kewenangan tukang gigi hanyalah sebatas pada membuat gigi palsu lepasan dan tidak diperbolehkan mengerjakan pekerjaaan lainnya yang menyangkut kesehatan dan keindahan gigi. Lalu apakah aturan main ini dipatuhi oleh para tukang gigi?

Untuk membuktikannya tim Sigi, belum lama ini, sengaja menyambangi salah satu tukang gigi di Jakarta. Di sinilah pelanggaran mulai terlihat. Ternyata si tukang gigi ini menyediakan pula jasa pemasangan kawat atau behel gigi. Jenis perawatan yang sebenarnya dilarang dilakukan tukang gigi tentu dengan harga yang jauh lebih murah dibanding dokter.

Sang tukang gigi juga menunjukkan bahan-bahan yang biasa digunakan untuk memasang kawat gigi kepada pasiennya. Lalu ada fakta mencengangkan, tukang gigi ini mengaku bahan yang ia gunakan sama dengan yang biasa digunakan oleh dokter.

Pelanggaran yang dilakukan sebagian tukang gigi ini bukannya tak disadari. Namun, rupiah dalam jumlah cukup besar yang bisa mengalir ke kantong mereka jadi godaan yang tak tertahankan

Semakin tingginya kebutuhan masyarakat akan keindahan dan kesehatan gigi dengan biaya relatif miring alias terjangkau membuat keberadaan tukang gigi makin eksis. Apalagi profesi ini legal dengan syarat memiliki surat izin dan beberapa persyaratan lainnya.

Namun pada pelaksanaannya di sejumlah tempat praktik tukang gigi berlangsung tanpa memiliki surat izin yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan alias ilegal. Seperti salah satu tempat praktik yang berada di antara kepadatan pemukiman Ibu Kota. Tempat praktik seperti ini bisa dibilang tak memenuhi standar kebersihan medis.

Keahliannya memperbaiki gigi memang didapatnya dari seorang dokter gigi. Ia pun mempertontonkan keahliannya membuat gigi sekaligus menunjukkan alat-alat yang digunakannya. Tangannya sangat lihai meracik bahan-bahan pembuat gigi palsu. Tapi jangan samakan dengan dokter gigi yang khusus bersekolah dibidangnya.

Lalu bagaimana tukang gigi menakar bahan untuk membuat gigi palsu? Bahan-bahan yang sudah diracik tadi kemudian dicocokkan dengan bentuk mulut dan gigi si pasien. Dengan keahliannya yang didapat secara otodidak ditambah dengan peralatan seadanya, cetakan tadi kemudian dibentuk menjadi bakal gigi palsu. Hanya butuh beberapa jam gigi palsu siap digunakan oleh sang pasien.

Pertanyaan lainnya adalah apakah bahan dan alat-alat yang biasa digunakan para tukang gigi berkualitas sama dengan yang biasa digunakan dokter gigi? Cukup mengherankan, ternyata toko yang menjual material keperluan gigi merupakan kios kerajinan perak. Bahan apapun yang dibutuhkan para tukang gigi tersedia lengkap di kios ini. Harganya pun relatif murah.

Bicara soal perawatan mulut dan gigi baik yang dikerjakan dokter maupun tukang memang tidak bisa lepas dari tersedianya peralatan dan bahan yang memadai. Mulai dari peralatan dan bahan sederhana ataupun yang lebih modern dan canggih. Seluruh peralatan dan bahan yang terkait dengan kegiatan medis untuk perawatan kesehatan mulut dan gigi sebenarnya tidak boleh diperjualbelikan secara sembarangan. Namun sayangnya pengawasan dari pihak yang berwenang masih belum maksimal.

Belum lagi bicara soal duplikat menduplikat atau palsu memalsu yang di negeri ini bukan suatu hal yang mustahil, termasuk bahan-bahan gigi palsu sekalipun. Selain itu bahan-bahan gigi yang berasal dari Cina diakui memiliki kualitas yang tak sebaik bahan bahan gigi dari Eropa.

Meski kerap diragukan kompetensinya dan kadang menggunakan bahan yang sulit dipastikan kualitasnya, tukang gigi tetap punya peminat. Bahkan salah seorang tukang gigi memiliki ruangan praktik yang canggih mirip dengan ruang praktik dokter gigi. Jadi tak perlu heran kalau ada sebagian masyarakat yang lebih memilih tukang gigi dibanding ke dokter gigi.

Bahkan untuk lebih meyakinkan pasiennnya tukang yang juga mantan tekniker gigi ini memiliki surat izin. Tapi sebenarnya meski sudah mengantongi surat izin daftar yang diterbitkan Dinkes tidak membuat tukang gigi dilegalkan untuk membuka praktik.

Kenyataan ini membuat kewenangan tukang gigi mengambil alih sebagian pekerjaan dokter gigi tampaknya masih perlu dipertanyakan. Meski diakui keberadaan ahli gigi masih diperlukan di tempat-tempat tertentu.

Bagaimanapun masyarakat butuh lebih bijak memilih untuk merawat kesehatan mulut dan gigi. Dan ingat baik-baik jangan mengambil risiko. Kesehatan akan terganggu akibat penanganan mulut dan gigi yang tak semestinya.(IAN)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini