Liputan6.com, Tangerang: Bagi sebagian orang, perceraian dalam kehidupan berumah tangga menjadi pengalaman kelam yang sering membuat orang trauma untuk menikah lagi. Tapi ada pula, sebagian orang lain yang justru melihat perceraian sebagai pintu gerbang menuju kebahagiaan dan simpul kehidupan baru. Itulah kenyataan dan dinamika hidup.
Di Tangerang, Banten, dalam kurun waktu tujuh bulan saja selama 2009, terdapat 780 kasus perceraian. Bisa dikatakan, setiap bulannya rata-rata ada 110 pasangan suami-istri bercerai, atau setiap hari tiga pasangan bercerai.
Mengapa banyak pasangan mengajukan gugatan perceraian?
Menurut Wakil Panitera PN Agama Kota Tangerang, Naisan, Jumat (14/8), kebanyakan karena ketidaksetiaan dari masing-masing pasangan. Baik istri terhadap suami, atau sebaliknya suami tidak setia pada istrinya.
"Perceraian pada dasarnya lebih dikarenakan suami punya wanita idaman lain (WIL) dan si istri punya pria idaman lain (PIL)," ungkap Naisan, seperti dikutip ANTARA.
Jika dibuat prosentase, kasus perselingkuhan menjadi penyebab terbesar perceraian pasangan suami istri. Kasus perceraian di Kota Tangerang memang bervariasi. Mulai dari krisis akhlak 28 kasus, selingkuh 119 kasus, ekonomi 66 kasus, dan karena ditelantarkan suami 97 kasus. Selain itu, ada pula kasus perceraian yang disebabkan oleh karena istri tidak sanggup bertahan hidup dengan suami yang menganggur akibat dipecat perusahaan.
Jumlah 780 kasus perceraian itu, diajukan oleh pasangan warga di delapan kecamatan di Kota Tangerang. Umumnya mereka tinggal di perkampungan. Sejak bulan Januari hingga Juli 2009, kasus perceraian terbanyak pada bulan Mei, ada 122 kasus. Bulan Januari yang merupakan bulan baru dalam putaran tahun, terdapat 119 kasus perceraian, Februari 106 kasus, Maret 88 kasus, April 113 kasus. Sementara di bulan Juni terdapat 117 kasus dan Juli yang baru saja berlalu ada 115 kasus perceraian. Usia para pelaku kasus perceraian, berkisar antara 30 hingga 50 tahun.
Barangkali memang benar apa kata orang, hidup itu berupa pilihan-pilihan. Dan perceraian, mungkin juga merupakan salah satu pilihan itu.(VIN)
Di Tangerang, Banten, dalam kurun waktu tujuh bulan saja selama 2009, terdapat 780 kasus perceraian. Bisa dikatakan, setiap bulannya rata-rata ada 110 pasangan suami-istri bercerai, atau setiap hari tiga pasangan bercerai.
Mengapa banyak pasangan mengajukan gugatan perceraian?
Menurut Wakil Panitera PN Agama Kota Tangerang, Naisan, Jumat (14/8), kebanyakan karena ketidaksetiaan dari masing-masing pasangan. Baik istri terhadap suami, atau sebaliknya suami tidak setia pada istrinya.
"Perceraian pada dasarnya lebih dikarenakan suami punya wanita idaman lain (WIL) dan si istri punya pria idaman lain (PIL)," ungkap Naisan, seperti dikutip ANTARA.
Jika dibuat prosentase, kasus perselingkuhan menjadi penyebab terbesar perceraian pasangan suami istri. Kasus perceraian di Kota Tangerang memang bervariasi. Mulai dari krisis akhlak 28 kasus, selingkuh 119 kasus, ekonomi 66 kasus, dan karena ditelantarkan suami 97 kasus. Selain itu, ada pula kasus perceraian yang disebabkan oleh karena istri tidak sanggup bertahan hidup dengan suami yang menganggur akibat dipecat perusahaan.
Jumlah 780 kasus perceraian itu, diajukan oleh pasangan warga di delapan kecamatan di Kota Tangerang. Umumnya mereka tinggal di perkampungan. Sejak bulan Januari hingga Juli 2009, kasus perceraian terbanyak pada bulan Mei, ada 122 kasus. Bulan Januari yang merupakan bulan baru dalam putaran tahun, terdapat 119 kasus perceraian, Februari 106 kasus, Maret 88 kasus, April 113 kasus. Sementara di bulan Juni terdapat 117 kasus dan Juli yang baru saja berlalu ada 115 kasus perceraian. Usia para pelaku kasus perceraian, berkisar antara 30 hingga 50 tahun.
Barangkali memang benar apa kata orang, hidup itu berupa pilihan-pilihan. Dan perceraian, mungkin juga merupakan salah satu pilihan itu.(VIN)
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.