Sukses

Petani Grobogan Kembangkan Kedelai Berkualitas Tinggi

Keunggulan kedelai yang dikembangkan Adi di antaranya mampu menghasilkan tiga hingga empat ton per hektare. Varietas ini juga memiliki masa panen lebih pendek dibanding kedelai impor.

Liputan6.com, Grobogan: Adi Wijaya, seorang petani di Grobogan, Jawa Tengah, berhasil mengembangkan kedelai lokal dengan kualitas lebih unggul dari impor. Adi yang mengembangkan penelitiannya di Grobogan ini menamai kedelai varietas unggulnya dengan Malabar versi Grobogan.

Keunggulan kedelai yang dikembangkan Adi tentu saja berbeda dengan hasil impor. Kedelai Grobogan miliknya lebih bersih dan besar. Belum lagi kemampuannya menghasilkan tiga hingga empat ton per hektare. Padahal umumnya kedelai lokal hanya menghasilkan 2,5 ton per hektare setiap panen. Waktu panen juga lebih pendek, yakni 72 hari. Sedangkan kedelai impor hingga 90 hari.

Sudah lama Adi mengembangkan varietas ini. Bahkan Menteri Pertanian juga pernah menyaksikan presentasi soal kedelai Grobogan. Namun sayangnya pemerintah hingga kini tidak pernah menaruh perhatian. Kedelai Grobogan ini bahkan kalah dengan gempuran produk impor.

Kedelai yang yang dikembangkan Adi Wijaya sebenarnya menjadi bukti bahwa Indonesia mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri. Tapi kenyataannya, dari total kebutuhan kedelai yang mencapai dua juta ton per tahun hanya 40 persen bisa dicukupi dari kedelai lokal. Sisanya impor. Tidak ada insentif bagi petani dituding menjadi penyebabnya sehingga penanam kedelai berkurang dari tahun ke tahun.(YNI/Yudi Sutomo dan Taufan Yudha)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini