Sukses

Abdul Kodir, Pelestari Lingkungan di Bantaran Ciliwung

Ternyata tidak semua penduduk di bantaran Kali Ciliwung pasrah terhadap banjir. Abdul Kodir sengaja menghijaukan bantaran kali yang tergerus banjir. Anak-anak pun diajar cara mencintai lingkungan.

Liputan6.com, Jakarta: Hampir setiap tahun banjir menggenangi permukiman di bantaran Kali Ciliwung. Banjir terjadi lantaran rusaknya lingkungan di bantaran kali karena tak bisa menahan derasnya air kiriman dari Bogor, Jawa Barat. Selain lingkungan, sampah juga dituding jadi penyebab banjir. Warga di sekitar bantaran kali hanya bisa pasrah dan mengeluh.

Tapi tidak bagi Abdul Kodir. Warga asli Jakarta yang tinggal di bantaran kali ini tidak mau berdiam diri. Sudah 13 tahun lamanya Kodir merintis penghijauan di bantaran Kali Ciliwung di kawasan Condet, Balekambang. "Banjir pada 1996 menghancurkan semua tanaman. Hanyut terbawa air dan tertimbun sampah," kata Kodir.
 
Pepatah sedikit bicara banyak kerja sepertinya telah melekat pada pria 42 tahun ini. Semua berawal dari niat yang kuat untuk membersihkan dan menghijaukan lingkungannya. Mulanya dari sepetak lahan kini sudah hampir dua hektare bantaran Ciliwung Condet berhasil dihijaukan.
 
Berkat kerja keras Kodir, kini kawasan Balekambang Condet telah menjelma layaknya hutan buatan di tengah kota. Buah-buahan seperti pisang, salak, pucung, dan duku juga kembali menghiasi kawasan Condet. "Kalau di bantaran sungai, saat ini yang paling ekonomis adalah pisang batu," ujar Kodir.

Kesadaran lingkungan juga sudah mulai ditularkan pada anak-anak di seputar bantaran Kali Ciliwung. Setiap akhir pekan kawasan hijau ini menjadi ajang belajar anak-anak. Di tempat ini anak-anak diajarkan untuk mencintai lingkungan, mulai dari hal yang kecil, seperti memisahkan sampah. "Cari ilmu dan membantu menanam pohon," kata salah seorang anak.

Meski telah membuahkan hasil positif usaha Kodir masih belum mendapatkan dukungan dari pemerintah. Mimpi untuk membuat program penghijauan yang lebih besar masih belum bisa terwujud. Memang sangat disayangkan, tapi Kodir masih menyimpan harapan.

Dari segi pendidikan Kodir memang hanya memegang ijazah sekolah menengah atas dan belum mempunyai pekerjaan tetap. Namun langkah kecil yang dilakukukannya telah memberikan hasil besar. Pasrah terhadap bencana banjir yang datang tiap tahun harus dihentikan. Masih ada langkah dan harapan untuk memperbaiki lingkungan.(IAN)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini