Sukses

Kepedulian Hadi pada Pendidikan Masyarakat Kurang Mampu

Mohamad Hadi Suryanto beserta kawan-kawannya merintis pendidikan tingkat TK dan SMP secara gratis di Ciseeng, Bogor, Jabar. Sekolah gratis ditujukan bagi warga kurang mampu dengan harapan dapat menambah wawasan mereka.

Liputan6.com, Bogor: Biaya pendidikan yang makin tinggi membuat orang tua yang kurang mampu tak dapat menyekolahkan anak-anaknya. Prihatin dengan kondisi tersebut, sejumlah anak muda di Ciseeng, Bogor, Jawa Barat, merintis pendidikan gratis untuk tingkat taman kanak-kanak dan sekolah menengah pertama. Di sekolah tersebut para siswa benar-benar tidak dipungut biaya sepersen pun.

Salah satu perintis sekaligus pengajar di sekolah gratis di Ciseeng adalah Mohamad Hadi Suryanto. Bersama rekan-rekannya lulusan Fakultas Dakwah sebuah perguruan tinggi Islam di Sawangan Depok, Jabar, ini mendirikan sekolah gratis sekitar tiga tahun silam. Pria yang aktif mengajar matematika bagi siswa SMP ini mengaku sengaja mendirikan TK karena tak ada sarana pendidikan bagi anak-anak di kawasan tersebut. SMP gratis didirikan lantaran banyak lulusan sekolah dasar yang menganggur karena tak ada biaya.

Kegiatan belajar siswa SMP untuk sementara menumpang di sebuah gedung madrasah. Sedangkan seragam sekolah didapat dari sumbangan seorang warga. Sementara untuk kegiatan anak TK, Hadi memanfaatkan rumah kontrakannya. Saat ini, TK yang telah meluluskan dua angkatan itu memiliki murid 50 anak. Sekolah gratis ini dimulai dari pukul 09.00 hingga 11.00 WIB.

Kegigihan Hadi dalam memajukan pendidikan warga kurang mampu ini didukung orang tua murid. Mereka bersyukur karena sekolah gratis ini mampu menambah wawasan anaknya. Pengorbanan Hadi pun ditunjukkan dengan merelakan komputer dipakai belajar para siswa SMP hampir setiap hari. Hadi menilai komputer sumbangan dari pendonor yang simpati dengan perjuangannya jauh lebih berharga jika digunakan murid-muridnya.

Salah seorang murid, Alviani mengaku sangat bersyukur dengan adanya sekolah gratis ini. Meski harus berjalan cukup jauh, ia kini bertambah pintar setelah menjadi salah satu siswi di SMP gratis.. Lain lagi dengan seorang siswa bernama Supian. Ia lebih terkesan dengan guru-guru yang kebanyakan masih muda. "Baik, pintar-pintar, banyak yang masih kuliah," kata Supian.

Kini, impian Hadi adalah memanfatkan tanah seluas 800 meter persegi yang diwakafkan oleh seorang ibu. "Ibu itu membatalkan umroh dan mewakafkan tanahnya kepada kita. Tapi tanah itu belum kita apa-apakan karena keterbatasan dana," kata Hadi. Perjuangan Hadi hendaknya menjadi contoh bagi warga Indonesia lainnya agar dunia pendidikan di masa mendatang semakin berkualitas.(DNP/Rommy Fibri)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini