Sukses

Chaidar: Noordin Berniat Menghentikan Teror

Al Chaidar ragu pria yang memakai topeng dalam rekaman video para pelaku Bom Bali II adalah Noordin M. Top. Menurut Chaidar, suara Noordin lebih lembut dan bicara dalam logat Melayu yang medok.

Liputan6.com, Jakarta: "Kami ulangi, bahwa musuh-musuh kami adalah Amerika, Australia, Inggris, Italia. Dan kami sampaikan juga bahwa musuh kami adalah penolong-penolong dan pembantu Bush [Presiden Amerika Serikat George Bush], Blair [Tony Blair, Perdana Menteri Inggris] penguasa kafir dan penguasa murtad yang menguasai kaum muslimin, yang mengejar ulama, dan para mujahid. Mereka inilah musuh-musuh kami yang kami incar dalam serangan kami."

Demikian pernyataan pria bertopeng yang diduga Noordin M. Top dalam rekaman video pengakuan pelaku Bom Bali II. Namun mantan Juru Bicara Darul Islam, Al Chaidar, ragu bahwa orang bertopeng itu adalah Noordin. "Suara Noordin lebih lemah lembut," kata Chaidar dalam Liputan 6 Petang, Kamis (17/11).

Chaidar mengaku pernah sekali bertemu Noordin. Menurut dia, yang dilakukan tersangka sejumlah pengeboman di Tanah Air ini adalah melaksanakan perintah dari Usamah bin Ladin. Pimpinan Al-Qaidah itu sempat menyerukan untuk berjihad melawan Amerika Serikat dan sekutunya pascainvasi ke Afghanistan.

Chaidar mengaku bisa mengenal dekat para tersangka teroris karena pernah mempunyai hubungan personal sebelumnya. Dia melakukan itu untuk mencoba memahami jalan pikiran dan perasaan mereka. Penulis buku Pemikiran Politik Proklamator Negara Islam Indonesia Kartosoewirjo ini juga menjadi perwakilan pemerintah dalam bernegosiasi dengan kelompok teroris. Antara lain seperti yang dilakukan dalam pertemuan Syawal yang digelar pada 7 November silam yang juga diikuti Dr Azahari.

Menurut Chaidar, pertemuan Syawal membahas tentang rencana Noordin cs untuk menghentikan aksi terorisme. Sebab, Usamah bin Ladin bukan cuma mengeluarkan fatwa untuk membunuh orang-orang AS dan sekutunya. "Tapi, Usamah juga mengeluarkan fatwa untuk rekonsiliasi damai," kata pria berambut tipis ini.

Menurut Chaidar, perekrutan yang dilakukan Noordin biasanya melalui serangkaian doktrinisasi yang sangat panjang. Aktivis Islam yang pernah mengadukan Kepala Badan Intelijen Negara Abdullah Makhmud Hendropriyono ke Markas Besar Polri ini juga membantah jika pendoktrinan ini dilakukan di lembaga-lembaga pendidikan seperti pesantren. Menurut dia, proses ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi di tempat rahasia. Orang-orang yang direkrut umumnya dari golongan miskin.

Anggota kelompok Noordin dan Dr Azahari biasanya telah memiliki alam pikiran sendiri tentang jihad. Mereka umumnya keliru memaknai jihad yang disebut dalam Alquran. Orang-orang yang mendapat wejangan dari Noordin menjadi tak peduli jika yang menjadi korban kemudian adalah warga sipil, baik wanita atau anak-anak. Menurut anggota kelompok Noordin, orang-orang di luar komplotan mereka adalah kafir harbi serta darahnya halal.

Aksi kelompok teroris ini menimbulkan reaksi beragam di masyarakat. Sejumlah warga yang ditemui SCTV mengutuk pengeboman yang dilakukan kelompok Noordin dan Azahari. "Yang menentukan masuk surga itu, kan, amalnya dia, enggak ada yang tahu," kata seorang perempuan yang enggan ditulis namanya.

Inti ajaran yang disalahgunakan komplotan Noordin dan Azahari adalah penghargaan dan penghormatan yang sangat tinggi dalam Islam terhadap mujahid. Maka tak heran jika kemudian salah satu hadis dalam Alquran dikutip oleh Salik Firdaus yang diduga telah tewas dalam bom bunuh diri di Kafe Nyoman, Jimbaran, Bali. "Dalam Alquran atau hadis disebutkan bahwa roh seseorang sahid itu berada dalam perut burung hijau yang terbang ke jannah (surga)." Demikian dikatakan Sulaiman dalam video rekaman [baca: Pesan-Pesan Terakhir Pengebom Jimbaran-Kuta].(YAN/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.