Sukses

Penyu, Reptil Penjelajah Samudera

Penyu belimbing adalah kekayaan luar biasa yang dimiliki Indonesia. Mempunyai kebiasaan berkeliling dunia menjelajahi berbagai wilayah di belahan bumi ini. Tapi, uniknya penyu itu selalu kembali lagi ke habitat aslinya di bumi Papua.

Liputan6.com, Sorong: Demi mencari penyu terbesar di muka Bumi, Tim Potret menyusuri pesisir Papua Barat menuju ke bagian utara. Letaknya, sekitar 130 mil dari Kabupaten Sorong, Papua, dan dapat ditempuh sekitar delapan jam. Lokasi tersebut adalah salah satu yang terbaik di belahan dunia yang menjadi bagian persinggahan penyu.

Penyu, reptilia sang penjelajah dunia. Tiap malam, para penjaga penyu menelusuri bibir pantai di tengah kegelapan. Mereka tak bekerja sendiri. Ada relawan yang mengidentifikasi setiap penyu dan telur yang ditetaskan.

Penyu singgah saat Bumi memaparkan malam. Kadang penyu tak begitu lama di darat. Ia akan memutuskan untuk kembali ke laut, karena tidak merasa nyaman untuk bertelur.

Menurut Ricardus Tapilatu, ilmuwan peneliti penyu, hewan itu berada di peneluran selama empat bulan dan sekitar empat kali melakukan peneluran di pesisir pantai.

Dunia berupaya penuh untuk menjaga kehidupan penyu. Ilmuwan dari Organisasi Hewan Dunia (WWF) dan Universitas Papua mendata setiap persinggahan penyu yang datang. Pendataan ini memiliki arti penting demi kelangsungan hidup penyu.

Penyu yang singgah di daratan hanya penyu betina. Penyu dibuahi di lautan dengan masa inkubasi sekitar sebulan. Selesai bertelur, penyu tersebut akan menutup calon anaknya dengan pasir. Begitu tugasnya selesai, ia kembali berlindung di tengah lautan.

Di antara sekian banyak jenisnya, penyu belimbing adalah yang tertua di Bumi. Hewan ini dapat bertahan hidup hingga berumur 80 tahun. Jenis ini memiliki karapas, punggung yang lebih mampu beradaptasi dengan dinginnya lautan. Sehingga, penyu belimbing mampu menyelam hingga kedalaman 1.000 meter untuk mencari makan.

Kedalaman tersebut hampir sama dengan wilayah jelajah paus. Penyu belimbing mampu mengarungi lautan hingga 12.000 mil, serta menjelajahi samudera selama lebih dari enam bulan.

Salah satu anak penyu pelimbing yang berhasil ditangkap kamera tim Potret adalah tukik. Ia berada di dalam pasir selama 60 hari. Hidupnya riskan. Probabilita hidupnya 1.000 berbanding 1.

Saat keluar dari cangkang, Tukik berlari demi menghindari predator darat hingga lautan seperti babi hutan, elang, maupun hiu. Di dalam tubuhnya terdapat "yok" yang membawa makanan selama mereka di lautan, hingga tukik mampu makan sendiri.

Warga sekitar menjaga alam tempat bernaung penyu. Penyu dan telur adalah kekayan yang menyatu dengan kehidupan mereka. Tidak untuk diburu dan dikonsumsi. Warga bersama Lembaga Konservasi Satwa dan World Wild Fun mengelola wilayah perlindungan tersebut.

Perlindungan terhadap penyu dilakukan relawan dan warga, dengan membuat jerat untuk menjaga dan mengurangi populasi babi hutan. Di hutan dan pesisir, babi hutan menempati peringkat teratas sebagai predator. Jerat itu begitu sederhana. Terbuat dari kayu. Walau tak mampu membasmi sekaligus. Namun upaya ini mengurangi gangguan terhadap lokasi penangkaran.

Penyu belimbing adalah kekayaan luar biasa yang dimiliki Indonesia. Bobot penyu belimbing bisa mencapai 900 kilogram, dengan panjang badan sekitar satu setengah hingga dua meter.

Penyu jenis ini mempunyai kebiasaan berkeliling dunia menjelajahi berbagai wilayah di belahan bumi ini. Tapi, uniknya penyu ini selalu kembali lagi ke habitat aslinya di bumi Papua. Maka dari itu, penyu belimbing perlu dijaga kelestariannya..(ASW/SHA)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini