Sukses

Teh Berkhasiat bagi Kesehatan

Anda pasti mengenal teh, daun wangi dan bertangkai. Teh punya sejarah sendiri dan proses pembuatannya menjadi minuman kesehatan tidaklah sebentar.

Liputan6.com, Bogor: Teh dapat dilukiskan sebagai daun wangi dan bertangkai. Daun ini adalah penghasil minuman terkenal di seluruh dunia. Minuman teh paling banyak kedua di konsumsi manusia setelah air putih. Menurut data dari perkebunan teh pada 2007, sekitar 3,8 juta ton teh kering di proses di seluruh penjuru Bumi.

Teh punya sejarah. Sejarah pemanfaatan teh berasal dari Negeri Tirai Bambu Cina. Budaya minum teh dikenal sejak 3000 tahun sebelum Masehi pada zaman Kaisar Shen Nung. Dulunya, teh hanya dikonsumsi untuk obat. Namun, sejak abad ke-11 teh mulai dijadikan minuman kesegaran.
 
Sementara itu, teh yang punya nama lain "Camelia Sinensis" mulai diperkenalkan di Jepang antara 1192-1333. Saat itu, ritual minum teh dilakukan oleh pengikut ritual zen.

Bagaimana dengan Indonesia? Negara yang masuk ke dalam 10 besar produsen dan pengekport teh terbesar di dunia. Pada masa penjajahan Belanda, teh dibudidayakan di Jawa Barat. Bibit-bibit teh dibawa dari Cina.

Perkebunan teh Belanda telah turun temurun berada di Jabar. Seperti pabrik teh di Gambung. Tempat ini adalah salah satu penghasil teh terkemuka di era Belanda. Saat itu, teknologi pengolahan dan penggilingan teh masih bersifat sederhana. Varian teh yang dikonsumsi adalah teh hitam. Pengolahannya sederhana, menggunakan tenaga manusia, dan kebanyakan dari mereka bekerja paksa.

Selain perkebunan di Gambung yang namanya tenar, ada pula Perkebunan Teh Malabar yang masih berlokasi di Jabar. Perkebunan ini memiliki lahan terluas dan penghasil teh terbanyak di Indonesia. Malabar memiliki luas areal 2022 hektare dan mampu memproduksi teh sekitar 60.000 kilogram per hari. Perkebunan ini mempunyai setidaknya 1000 tenaga pemetik teh.

Sekitar 25 pemetik menghabiskan pucuk teh di areal 2 hektare. Mereka hanya mengambil pucuk yang sudah tumbuh. Setelah dipetik, tanaman ini mampu menghasilkan pucuk kembali setelah 10-12 hari.

Jenis teh dibagi berdasarkan proses pengolahannya. Ada teh hijau dan ada pula teh hitam atau pun teh oolong. Bibit teh yang asli berasal dari Jepang. Sementara penyemaian teh dipisahkan berdasarkan jenis terbaiknya. Bibit disungkup selama tiga bulan agar tidak terkena jamur. Bibit ini kemudian disemai selama setahun. Tak jarang bibit tanaman teh gagal tumbuh karena terserang jamur.

Di pabrik teh Malabar, puluhan ton daun teh basah diproses. Pertama, daun teh dimasukkan dalam alat pelayuan untuk dikeringkan selama 14 jam agar kandungan air didaunnya berkurang hingga tersisa sekitar 2-3 persen. Proses ini dilakukan untuk memudahkan mengeluarkan senyawa kimia yang berada di dalam teh.

Agar zat kimia keluar, daun teh yang telah kering digiling. Penggilingan secara kimiawi dilakukan agar senyawa Polifenol keluar dari daun. Penggilingan berlangsung sekitar 1-2 jam. Proses ini mengakibatkan benturan dan dinding sel daun teh menjadi rusak. Alhasil, cairan sel akan keluar.

Teh yang sudah melewati penggilingan boleh dibilang sebagai teh yang bermutu. Selanjutnya, teh dicacah. Dauh teh yang besar dicacah hingga menjadi serbuk. Hasil yang baik idealnya bakal menjadi butiran halus yang siap menjadi penghasil teh.

Setelah proses penggilingan selesai, hasil serbuk teh dikeringkan karena masih mengandung 3-4 persen air. Dari pengeringan selama 20 menit ini, telah dapat dihasilkan teh hitam. Teh hitam masih melalui satu proses pengayakan untuk disortir berdasarkan mutu dan kualitas teh. Semakin ringan, semakin baik mutu teh yang dihasilkan.

Setelah melalui proses panjang, teh pun tetap melalui uji kelayakan rasa dan aroma. Uji rasa ini dilakukan beberapa kali hingga 50 cangkir per hari. Teh yang baik, berwarna tidak keruh dan cenderung merah bening. Mutu yang baik dapat bernilai sekitar Rp 2 juta per kilogram di pasar internasional.

Walau khasiat teh telah banyak diketahui, namun konsumsi teh di Indonesia masih rendah dibandingkan negara-negara di Eropa dan Jepang. Indonesia hanya mengkonsumsi sekitar 300 gram per kapita dibandingkan Inggris, sekitar 1 kilogram per kapita. Meskipun demikian, masyarakat sudah mengerti jika mengkonsumsi teh adalah salah satu cara murah untuk menjaga kesehatan.(ASW/AYB)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.