Sukses

Osama, Dipuji dan Dimaki

Amerika Serikat akan berusaha sekuat tenaga untuk mencari Osama bin Laden. Tokoh yang dianggap pahlawan oleh sebagian orang Islam itu telah terbiasa dipuji dan dimaki.

Liputan6.com, Jakarta: Peristiwa penyerangan World Trade Center dan Markas Pertahanan Amerika Serikat ternyata membawa berkah bagi sebuah penerbit asal Bandung, Jawa Barat. Buku yang diterbitkannya, Osama bin Laden Melawan Amerika, laris manis di Pameran Buku Ikatan Penerbit Indonesia Pusat, Jakarta Hilton Convention Center, Jakarta, 12-16 September. Masyarakat seperti kehausan ingin mengetahui sosok Osama, yang belakangan ini kian tenar semenjak dituding AS sebagai otak serangan Selasa pekan silam. Buku itu memang berisi sosok dan pandangan Osama.

Sosok Osama sebenarnya bukan nama baru bagi pemerintahan AS. Ia kerap dituduh sebagai dalang dalam setiap aksi teroris yang merugikan AS. Osama pernah disangka terlibat dalam kontak senjata di Mogadishu, Somalia (1995) --dalam peristiwa itu 18 tentara AS tewas. Selain itu, Osama juga terlibat dalam peledakan bom di Riyadh dan Dhaka (1996), pengeboman Kedutaan Besar AS di Nairobi, Kenya, Darussalam, Tanzania (1998), dan menyerang kapal perang USS Cole di Aden, Yaman (2000). Ketika WTC diledakkan pada 1993,AS menuduh Osama walaupun akhirnya ketahuan warganya sendiri yang membom gedung itu. Dia didakwa terlibat 224 kasus konspirasi. Sebelumnya, Osama juga menjadi buronan kelas kakap Uni Soviet pada masa perang Afghanistan (1980-an). Bagi AS, sejatinya Osama adalah The Public Enemy Number One.

Itulah sebabnya, AS begitu bernafsu membekuk lelaki kelahiran Riyadh, Arab Saudi, 1957 itu. Konon, pemerintah Negeri Paman Sam telah menyiapkan hadiah sekitar US$ 300-500 juta untuk kepala Osama. AS juga berupaya mempengaruhi opini masyarakat bahwa Osama adalah manusia paling berbahaya di dunia. Apalagi, pandangan Osama kerap membuat kuping AS merah. Di mata Osama, AS adalah musuh yang harus diusir dari Arab Saudi dan dunia Islam. "AS harus dilawan dengan muntahan peluru dan kekuatan jihad," kata Osama, suatu ketika.

Uniknya, insinyur sipil jebolan Universitas King Abdul Aziz, Arab Saudi, itu adalah binaan AS saat Perang Afghanistan melawan Soviet meletus. Presiden Ronald Reagan adalah orang yang membesarkan Osama. Namun, setelah pasukan Soviet kocar-kacir dan pulang kembali ke negaranya, Osama berbalik menjadi momok AS. Terakhir, bahkan, Osama menjadi musuh nomor wahid Negeri Adidaya yang satu ini. Sepak terjangnya dinilai sangat membahayakan bagi umat manusia.

Osama dilahirkan dari keluarga Muhammad bin Laden, pengusaha kontraktor kaya raya asal Saudi Arabia dan berdarah Yaman. Osama adalah anak bungsu dari seorang istrinya yang berdarah Suriah. Masa kecil Osama dihabiskan di Kota Madinah, sebelum pindah ke Jeddah. Ketika berusia 16 tahun, Osama telah aktif di organisasi yang berorientasi pada Islam radikal. Namun, baru tahun 1980, Osama bergabung dengan Mujahidin untuk melawan Uni Soviet. Kehadiran Osama sangat memberi warna bagi dunia terorisme Afghanistan. Maklumlah, Osama memang seorang yang filantropis, idealis, cerdas, sekaligus mujahid.

Osama yang juga meraih gelar sarjana ekonomi dan manajemen dari Universitas King Abdul Aziz, Jeddah, turut melatih ribuan sukarelawan dari Mesir, Arab Saudi, Aljazair, Lebanon, Kuwait, Tunisia, Sudan, dan Palestina Arab di Kamp Al Ansar. Sukarelawan itu kemudian dikenal dengan nama Afghan Al Arab, yang pernah gemilang membebaskan Kota Jalalabad dari tangan pasukan Uni Soviet. Osama juga berhasil membangun sebuah ruangan raksasa bawah tanah di perbukitan antara Kota Kabul dan Jalalabad. Konon, ruangan itu dijadikan rumah sakit untuk kaum Mujahidin yang terluka dalam pertempuran sekaligus sebagai gudang amunisi.

Bagi rakyat Afghanistan, Osama adalah pahlawan. Pandangannya membuat ia begitu dikagumi banyak orang yang berada di sebagian besar negara Islam. Osama dinilai memiliki keberanian dan ketegaran menentang AS. Dia juga telah menjadi simbol perlawanan bagi sebagian kaum muslim di dunia, sekaligus menjadi pemimpin kharismatik seperti Ayatullah Ruhullah Khomeini. Itulah sebabnya, banyak ibu di Timur Tengah pada tahun 1988-1999, menamai anaknya dengan nama Osama. Bahkan, bak artis terkenal, seluruh suvenir dan almanak bergambar Osama laku keras di pasaran.

Nama ayah 10 putra dan 10 putri dari empat istri ini kian berkibar ketika ia membentuk Tanzim Al Qaedah, pasukan didikan Osama yang luar biasa kuat dan nekat. Organisasi inilah yang kerap dituding berada dalam setiap aksi teroris yang merugikan AS. Apalagi, konon, aksi Tanzim Al Qaedah didukung finansial senilai US$ 250 juta, yang sebagian besar notabene harta Osama. Ia juga disebut memiliki 70 perusahaan yang tersebar di negara-negara Timur Tengah dan Afrika. Untuk memperkuat Tanzim Al Qaedah, Osama menjalin aliansi kelembagaan dengan Jamaah Al Jihad, pimpinan Aiman Thawathiri (pemimpin Islam radikal asal Mesir). Pada Februari 1998, Osama bersama Pemimpin Spiritual Taliban Mullah Muhammad Omar membentuk Front Islam Internasional. Organisasi ini beranggotakan faksi Islam radikal yang berbasis di Afghanistan dan mempunyai tujuan mengusir AS dari Tanah Arab.

Aksi kelompok ini membuat Osama terus diburu. Tragedi WTC cukup dijadikan alasan untuk mencari Osama sampai ke lubang-lubang terkecil. Presiden George Walker Bush begitu yakin, jika peristiwa yang memalukan AS itu didalangi Osama. Bush pun bersumpah untuk memburu Osama hidup atau mati. AS juga menuding Taliban melindungi Osama. Namun, upaya AS menangkap Osama tampaknya tak akan berjalan mulus. Sebab, pemerintah Talib Afghanistan juga bersumpah akan melindungi Osama. Para pejabat Talib sepakat tak menyerahkan Osama, kecuali jika AS mampu menyerahkan bukti tentang keterlibatannya dalam serangan tersebut.

Sebelum pemerintah Talib memberi perlindugan, Osama juga telah membantah secara langsung keterlibatan dirinya dalam peristiwa WTC dan Pentagon. Osama mengaku tak mengorganisir peristiwa tersebut. Ia juga mengaku mengecam segala tindakan teroris. Sayangnya, Osama hanya berani membantah, tanpa berani menampakkan diri. Ini membuat sosok Osama tetap gelap. Tak ada seorang pun yang mengetahui kediaman pasti Osama. Ada dugaan, Osama tinggal di suatu tempat tersembunyi dekat Kota Kandahar atau di sekitar kawasan Jalalabad. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa Osama tinggal di kawasan perbukitan dekat Kabul.

Kesimpangsiuran inilah yang membuat AS sulit membekuk Osama. Yang bikin AS repot, Osama sudah dianggap pahlawan bagi sebagian masyarakat Timur Tengah dan Islam. Itulah sebabnya, mereka rela melindungi Osama dari sergapan AS. Sedangkan Osama tetap santai dan tak terlalu peduli dengan tuduhan AS. Sebab, Osama memang telah terbiasa dipuji dan dimaki.(ULF)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini