Sukses

Hubungan RI-Azerbaijan Perlu Ditingkatkan

Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman berharap momentum peringatan hari kemerdekaan Azarbaejan bisa menjadi momentum bagi pemerintah Indonesia guna meningkatkan kerja sama, menyusul dibukanya Kedutaan Besar Republik Indonesia di sana.

Liputan6.com, Jakarta: Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman menyambut baik kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Azerbaijan yang telah dijalin selama ini. Ia pun berharap hubungan kedua negara bisa ditingkatkan lagi menyusul dibukanya Kedutaan Besar Republik Indonesia di sana.

Di sela-sela perayaan Hari Kemerdekaan ke-20 Azerbaijan di Jakarta, Senin (30/1) malam, Irman mengatakan Indonesia dan Azerbaijan sama-sama memiliki sejarah kelam, yaitu pernah dijajah negara asing. Kini, setelah 20 tahun merdeka, ia menilai negara yang punya potensi besar sumber daya alam terutama minyak dan gas alam itu banyak mengalami kemajuan seperti di bidang ekonomi [baca: Peringatan Hari Kemerdekaan Azerbaijan Berlangsung Meriah].

Mengenai perdamaian di Kaukus, Irman optimistis situasi keamanan di bekas negara pecahan Uni Soviet itu bisa lebih baik. Sebab, menurut dia, yang terpenting saat ini adalah perang melawan kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan. Ketua DPD asal Sumatra Barat itu pun tak lupa mengucapkan selamat dan berharap Azerbaijan bisa lebih berkembang.

Mantan Menteri Koordinator Perekonomian Dorodjatun Kuntjoro-Jakti mengaku terkesan dengan lagu kebangsaan Azerbaijan yang begitu menghentak dan mengeluarkan semangat patriotisme. Menurut dia, hubungan kedua negara sebenarnya sudah lama terjalin, salah satunya dengan mengirimkan sejumlah mahasiswa untuk belajar saat masih dijajah Uni Soviet. Ia pun berharap kedua negara bisa menjalin kerja sama lebih erat di masa mendatang, terutama bidang minyak dan gas.

Sementara, cendekiawan Franz Magnis Suseno sangat terkesan dengan keramahan warga Azerbaijan dan sistem perekonomiannya yang kuat. Kesan itu didapatkan saat diundang guna menghadiri konferensi Islam di sana. Ia menambahkan, sekalipun konflik di Nagorno Karabakh, daerah yang berbatasan dengan Armenia, belum juga usai, suasana perdamaian dan harmonis masyarakatnya begitu terasa.

Franz pun berpesan agar hubungan kedua negara terus berjalan baik, terlebih mayoritas masyarakat Azerbaijan adalah muslim. Kendati demikian, masyarakat di sana memberikan kebebasan bagi umat beragama lainnya hidup berdampingan dan terbuka. "Kita pun bisa saling bertukar pengalaman dan juga saling menimba ilmu tentang kerukunan umat beraga," ujarnya.(ADI/ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.