Sukses

LSI: Pemilih Bisa Kurang dari 50 Persen

Lembaga Survei Indonesia memperkirakan tingkat partisipasi pemilih yang menggunakan hak suaranya pada pemilu legislatif akan terus menurun hingga kurang dari 50 persen. Jika demikian, legitimasih parlemen dan anggotanya perlu dipertanyakan.

Liputan6.com, Jakarta: Lembaga Survei Indonesia atau LSI memperkirakan tingkat partisipasi pemilih yang menggunakan hak suaranya pada pemilu legislatif akan terus menurun hingga kurang dari 50 persen. "Jika tingkat partisipasi masyarakat pada pemilu legislatif kurang dari 50 persen, maka legitimasi parlemen dan anggotanya dipertanyakan," kata Peneliti Utama LSI Saiful Mujani ketika mempublikasikan hasil survei LSI menganai "Pemilih Mengambang dan Prospek Perubahan Kekuatan Partai Politik" di Jakarta, Ahad (29/5).

Menurut Saiful, tingkat partisipasi pemilih dalam 10 tahun terakhir sudah turun sekitar 20 persen dari 93,3 persen menjadi 70,99 persen. Jika penurunan tingkat partisipasi pemilih tersebut secara linier, lanjutnya, maka diperkirakan tingkat partisipasi pemilih pada 2014 mendatang turun lagi menjadi sekitar 60 persen dan pada pemilu 2019 menjadi kurang dari 50 persen. "Jika sampai pada titik ini menunjukkan tanda-tanda partai politik sama sekali tidak mendapat kepercayaan dari masyarakat," ucap Saiful.

Terus menurunnya tingkat partisipasi pemilih pada pemilu, jelas Saiful, menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap partai politik rendah serta hubungan emosional antara partai poltik dan pemilihnya sangat lemah. Dari hasil survei LSI terhadap pemilih di Indonesia, ungkapnya, hanya sekitar 20 persen pemilih yang loyal dan menyatakan dekat dengan partai politik secara keseluruhan. Sedangkan sebanyak 80 persen pemilih menyatakan tidak dekat dengan partai politik atau massa mengambang.

Dari jumlah 20 persen pemilih yang merasa dekat dengan partai politik, sebarannya meliputi PDI Perjuangan sebanyak 5,1 persen, Partai Golkar 3,7 persen,  Partai Denokrat 3,5 persen, PKS 1,7 persen, PPP 1,3 persen, PKB 1,1 persen, Gerindra 0,9 persden, serta PAN 0,6 persen.

Menurut dia, massa mengambang menilai partai politik tidak memiliki ideologi dan program kerjanya juga tidak jelas. Partai politik, kata dia, tidak melakukan pendidikan politik secara kontinyu, tapi lebih banyak memobilisasi dukungan hanya beberapa bulan menjelang pemilu dengan pendekatan uang.(ANT/BOG)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini