Sukses

Pelesir Anggota Dewan Terus Dikritisi

Kunjungan anggota DPR ke luar negeri terus menjadi sorotan berbagai kalangan. DPR dinilai kurang transparan dalam menggunakan dana rakyat yang berjumlah miliaran rupiah itu.

Liputan6.com, Jakarta: Kunjungan anggota DPR ke luar negeri terus menjadi sorotan berbagai kalangan. DPR dinilai kurang transparan dalam menggunakan dana rakyat yang berjumlah hingga miliaran rupiah itu. 
 
Koalisi yang terdiri dari Indonesia Corruption Watch (ICW), Indonesia Budget Center, dan Pusat Studi Hukum dan Kebijakan, menilai kunjungan kerja DPR selama ini seringkali tak berpengaruh dengan kinerja para anggota Dewan. Untuk periode ini saja, dari 149 kali kunjungan ke luar negeri, baru tiga laporan yang dipublikasikan DPR.
 
"DPR sering kali membuat berita publik yang simpang siur tidak membuat informasi yang jelas. Saya kira ini perlu kita menantang Ketua DPR Marzuki Ali dan Sekjen DPR untuk tidak hanya menyampaikan," kata Roy Salam, Aktivis Indonesia Budget Centre di Jakarta, Ahad (8/5).
 
Namun, ternyata ada juga anggota Dewan yang tidak setuju dengan kebijakan untuk ikut serta dalam studi banding yang dianggap tidak terlalu bermanfaat. "Sekarang kita umumkan bahwa untuk Fraksi Gerindra sampai pada tahun 2014 tidak diperkenankan mengikuti kunjungan ke luar negeri, kecuali ada undangan-undangan dari negara yang bersangkutan," tandas Ahmad Muzani, anggota Dewan dari Fraksi Gerindra.
 
Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir tak kurang dari Rp 100 miliar per tahun harus dianggarkan untuk kunjungan para anggota Dewan ke luar negeri. Kritikan tajam juga kerap disampaikan ketika data 2010 menunjukkan anggaran yang terpakai hingga Rp 167 miliar. Namun, hingga kini anggota Dewan belum membuat laporan pertanggungjawaban secara terbuka terhadap publik.(APY/ADO)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.