Sukses

"Tumbuhkan Munir-Munir Lain di Tanah Air"

Peringatan enam tahun kematian pejuang HAM Munir di depan Istana Merdeka, Jakarta, dipadati massa dari berbagai elemen masyarakat. Mereka menilai pemerintah sibuk dengan kepentingannya sendiri dibanding menegakkan keadilan HAM di Tanah Air.

Liputan6.com, Jakarta: Ratusan pengunjuk rasa memadati depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Selasa (7/9). Mereka memperingati enam tahun kematian pejuang hak asasi manusia Munir yang jatuh tepat pada hari ini. Unjuk rasa dimulai sekitar pukul 15.30 WIB.

Massa terdiri dari berbagai elemen masyarakat, yakni mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI), Universitas Trisakti, Universitas Katolik Indonesia Atmajaya, para korban pelanggaran HAM, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), dan Komite Aksi Solidaritas untuk Munir (KASUM).

Dalam aksi tersebut, massa korban pelanggaran HAM, yakni penggusuran kawasan Jakarta Utara yang melibatkan Satuan Polisi Pamong Praja, korban sengketa lahan Rumpin, Bogor, Jawa Barat, datang dengan membawa spanduk bergambar Munir sekaligus menggelar aksi teatrikal.

Sambil membawa poster, massa menuntut agar mendapat keadilan mengenai kasus Munir, menangkap aktor intelektual pembunuh Munir yang diduga dilakukan mantan Deputi V Ketua Badan Intelijen Negara (BIN) Muchdi Purwopranjono, serta menuntut pemerintah menjadikan 7 September sebagai hari pembela HAM.

Tak hanya itu, unjuk rasa dilakukan dengan menghadap ke Tugu Monumen Nasional (Monas), membelakangi Istana Merdeka yang melambangkan pemerintah sudah tidak memperhatikan kasus-kasus pelanggaran HAM dan lebih mementingkan kepentingan politiknya sendiri.

Ketua KASUM Usman Hamid terkait aksi tersebut menjelaskan bahwa pada hari peringatan kematian Munir bukan saatnya bersedih melainkan usaha melanjutkan perjuangan Munir di Tanah Air. "Kepergian Munir harusnya dapat menumbuhkan Munir-Munir yang lain di Tanah Air yang menjunjung keadilan HAM di Tanah Air, biarlah Munir tiada, tapi semangat kita tetap ada," katanya.

Saat berorasi, KASUM mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertanggung jawab dalam pengabaian kasus Munir yang dilakukan oleh Kejaksaan Agung, kepolisian, dan Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum. KASUM juga mendesak Jaksa Agung menepati janji untuk mengajukan peninjauan kembali atas perkara Muchdi PR. Kemudian mendesak Kepala Polri melakukan investigasi dam menyiapkan fakta serta bukti untuk proses hukum kasus Munir selanjutnya.

Selanjutnya, KASUM menuntut diberantasnya mafia hukum dan dugaan penghilangan barang bukti kasus Munir, serta mendesak Komisi Yudisial menuntaskan proses laporan atas perilaku Majelis Hakim pada kasus Muchdi PR. Aksi tersebut berlangsung damai dan berakhir tertib. Sebab usai berunjuk rasa, massa diundang buka puasa bersama dengan aksi duduk membentuk lingkaran yang tujuannya melakukan refleksi tentang perjuangan Munir hingga dirinya tewas. Cerita tersebut disampaikan oleh Ketua KASUM Usman Hamid.(BJK/ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini