Sukses

Isu Politik Uang Beredar di Muktamar NU

Sidang proses penetapan calon Rais Aam PB NU sudah selesai. Beredar isu politik uang di arena muktamar yang menyebutkan masing-masing cabang menerima Rp 5 juta agar memilih calon tertentu.

Liputan6.com, Jakarta: Sidang proses pemilihan Ketua Tanfidziah dan Rais Aam Syuriah PB Nahdlatul Ulama sudah dimulai. Sabtu (27/3) siang tadi, proses penetapan calon Rais Aam sudah selesai. Reporter SCTV Mauludin Anwar melaporkan, proses penetapan berlangsung selama dua jam.

Sesuai tata tertib, pemilihan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah penetapan masing-masing calon. Minimal satu calon dipilih oleh 99 suara. Setelah penetapan calon dilanjutkan dengan pemilihan Ketua Syuriah PB NU. Sampai saat ini ada 503 pemegang suara yang berhak memilih para calon.

Sementara itu, kandidat calon Rais Aam hingga kini ada dua, yakni KH Sahal Mahfudz dan KH Hasyim Muzadi. Sedangkan untuk calon Ketua PB NU adalah K.H. Salahuddin Wahid dan K.H. Said Agil Siradj [baca: Dukungan Mulai Mengerucut ke Dua Figur].

Sempat beredar isu soal money politics di arena muktamar. Beredar kabar masing-masing cabang telah menerima uang lima juta rupiah agar memilih calon tertentu. Kabar ini sempat diakui Hasyim Muzadi. Namun hal ini dibantah Said Agil, termasuk soal dukungan dari partai politik tertentu. Di tempat terpisah, pendukung Salahuddin Wahid membuat kontrak politik untuk tidak mengalihkan dukungan kepada calon tertentu.

Muktamar NU ke-32 di Makassar, Sulawesi Selatan, juga dihadiri peninjau dan pengamat luar negeri. Salah satunya adalah Prof Mitsuo Nakamura, peneliti dari Ciba Uninersity Jepang. Mitsua Nakamura sudah tujuh kali mengikuti muktamar. Menurut dia, NU mempunyai posisi unik baik dikancah nasional maupun internasional.(IAN)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.