Sukses

Pemerintah Sebaiknya Turunkan Hambatan Biaya Produksi

Menghadapi perdagangan bebas ASEAN-China, pemerintah sebaiknya menurunkan hambatan biaya produksi industri supaya pengusaha nasional mampu bersaing.

Liputan6.com, Jakarta: Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia (UI) Ninasapti Triaswati meminta pemerintah menurunkan hambatan biaya produksi industri, sehingga produk industri nasional bisa berkompetisi dengan produk dari China. Hal itu menyusul dimulainya penerapan perdagangan bebas ASEAN-China (AC-FTA) mulai awal Januari 2010.

Hal itu dikatakan Nina pada diskusi "Nasib Industri Lokal Setelah diberlakukan ASEAN-China Free Trade Agreement (AC-FTA)", di Jakarta, Sabtu (9/1). Menurut dia, hambatan produksi industri nasional antara lain infrastruktur seperti jalan raya yang belum seluruhnya baik, listrik yang langka, serta pungutan liar. Hambatan lainnya adalah kurangnya koordinasi antara departemen dan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Seharusnya hambatan produksi industri nasional sudah bisa diturunkan karena kesepakatan perdagangan bebas ASEAN-China sudah ditandatangani pemerintah Indonesia pada 2002. Namun pekerjaan rumah ini, kata Nina, tidak dikerjakan dengan baik hingga menjelang penerapannya AC-FTA pengusaha di beberapa sektor industri menjadi panik.

"Terhadap industri yang belum siap hendaknya dilindungi dengan meminta penundaan pemberlakukan perdagangan bebas," katanya seperti dilansir ANTARA. Selain itu, menurut Nina pemerintah Indonesia juga hendaknya bisa meredam serbuan produk China yang dipertanyakan kualitasnya dengan membuat standar nasional Indonesia (SNI).

Produk dari China, katanya, jangan hanya dilihat dari sisi harganya yang murah, tapi juga keamanan bagi konsumen, misalnya produk makanan.(TES/YUS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.