Sukses

AS Peringatkan Serangan Tahun Baru di Bali

Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta memperingatkan indikasi serangan malam tahun baru di Bali. Peringatan awal berasal dari Gubernur Bali yang menyampaikan warga diharapkan tidak panik meski mempersiapkan diri dengan keamanan siaga penuh.

Liputan6.com, Jakarta: Peringatan keras dikeluarkan Kedutaan Besar Amerika di Jakarta, agar waspada melewati malam pergantian tahun di Bali. Kedubes AS mengatakan peringatan awal berasal dari Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang menyampaikan agar masyarakat tidak terlalu panik meski harus selalu bersiaga.

Sejak 2002, kelompok teroris, termasuk Jemaah Islamiyah, telah melakukan serangan berulang-ulang di Bali dan di tempat lain di Indonesia. Kedubes AS tidak menguraikan tentang pesan gubernur. Namun, pihak kedutaan telah memperingati warga AS di Indonesia yang dapat menjadi target resmi maupun kepentingan pribadi, termasuk hotel, klub, dan pusat perbelanjaan.

"Dalam pekerjaan dan aktivitas hidup sehari-hari dan saat bepergian, warga AS harus waspada dan bijaksana di setiap waktu," kata pejabat Departemen Luar Negeri AS. "Kami mendesak warga AS untuk memantau laporan berita lokal, setiap dan waktu mereka, dan tetap low profile. Warga AS mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kesiapan hotel, asrama, restoran, dan tempat-tempat hiburan atau rekreasi yang mereka kunjungi," tambahnya, seperti dilansir CNN, Kamis (31/12).

Pihak Kedubes AS menambahkan, bulan silam, seorang penyerang tidak dikenal menembak warga asing di Banda Aceh dan melukai seorang pekerja bangunan. Para penyerang juga menargetkan rumah yang ditempati oleh guru-guru Amerika, tetapi tidak ada warga AS yang terluka.

Yang paling utama serangan Juli silam, ketika unsur Jemaah Islamiyah dicurigai mengebom dua hotel mewah di Jakarta, Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton. Serangan ini menewaskan sembilan orang, termasuk dua pelaku bom bunuh diri. Serta, melukai lebih dari 50 orang, termasuk warga negara AS. Masih di bulan yang sama, penyerang bersenjata di Papua membunuh beberapa orang, termasuk personel keamanan dan satu warga Australia.

Jemaah Islamiyah, dikatakan memiliki hubungan dengan Usamah bin Ladin, pucuk pimpinan jaringan teroris Al-Qaidah, yang disalahkan atas serangan bom Bali 2002, di mana 202 orang, terutama wisatawan asing, tewas. Lebih dari 300 orang yang sebagian besar pelancong muda asal Australia terluka akibat serangkaian ledakan di Kuta. Puluhan korban terbakar atau hancur berkeping-keping. Pihak Jemaah Islamiyah pun disalahkan atas pengeboman tersebut.

Kelompok ini juga mengatakan berada di balik serangan terhadap Kedutaan Besar Australia di Jakarta, 2004. Ketika itu, sembilan orang meninggal. Di tahun yang sama, serangan terhadap Hotel JW Marriott, Jakarta, menewaskan delapan orang.(RST/ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.